Part 8

1.6K 215 24
                                    

"Tunggu!"

Chaeyoung dan Irene menghentikan langkahnya saat akan masuk ruang ICU. Mereka menoleh mendapati Wendy yang berjalan ke arah mereka seraya menggandeng Seulgi. Tatapan tak suka langsung Wendy layangkan untuk gadis yang berdiri di sebelah Ibunya.

"Aku sudah tau semuanya. Mom, mengapa mengizinkan dia untuk bertemu Yeri?"

Wendy menatap tajam Chaeyoung. Joy menceritakan semua padanya. Wendy sama halnya dengan Joy. Hatinya ikut sakit mendengar bagaimana Joy bercerita tentang sikap keluarga Hwang. Apalagi saat itu Joy bercerita dengan menangis sesegukan. Wendy jelas tersakiti saat tau adik-adiknya di sakiti.

"Wendy..."

"Mommy juga tau kan? Mereka sungguh tak pantas berada di dekat Yeri!" ucap Wendy penuh penekanan.

Chaeyoung, gadis itu masih diam dengan balik menatap Wendy. Ucapan Wendy terdengar keterlaluan untuknya. Namun ia juga tidak mengelak, sikapnya memang sudah salah terhadap Yeri.

"Wendy, cobalah mengerti keadaan sekarang. Bukan waktu yang tepat untuk mengungkit yang sudah terjadi."

Irene mencoba memberi pengertian pada putri keduanya. Tapi bukannya mengerti, Wendy malah menatap tak percaya pada Ibunya.

"Tak semudah itu Mom. Dan kau..."
Wendy kembali menatap Chaeyoung yang juga sedang menatapnya.

"... seandainya Yeri tak kecelakaan, atau seandainya kalian tak pernah tau jika Yeri kecelakaan. Apa kalian masih tetap peduli padanya?"

Bungkam. Gadis berpipi chubby itu tak mampu berkata apapun untuk menjawab segala ucapan Wendy. Kata-kata Wendy begitu menohok hatinya. Nyatanya jika saja ia tak tau perihal apa yang menimpa Yeri, mungkin ia masih memendam rasa tak ingin peduli pada Yeri.

"Wendy, Chaeyoung datang karna dia peduli."

"Berhentilah membelanya, Mom."

Wendy tentu tak suka karna sedari tadi sang Ibu terlihat membela gadis di sebelahnya itu.

Chaeyoung menunduk. Ia membenarkan ucapan Wendy terhadap dirinya dan keluarganya. Tapi semua itu tak akan terjadi jika saja ia tau dari awal. Rasanya penyesalan yang pernah keluarga Kim rasakan seolah berbalik pada keluarga Hwang.

"Maafkan aku." ucap Chaeyoung memberanikan diri untuk kembali menatap Wendy.

"Aku memang salah. Tapi aku mohon izinkan aku melihat Yeri."

Wendy seolah tak peduli dengan permohonan Chaeyoung. Tak ada maaf untuk siapapun yang sudah menyakiti keluarganya.

"Dengar Hwang Chaeyoung, kau tak perlu repot-repot datang kemari. Yeri sudah bersama keluarga kandungnya, dan dia sudah tak butuh kalian."

Tepat setelah Wendy menyelesaikan ucapannya, dua orang Dokter dan beberapa perawat terlihat masuk ke ruang ICU. Hal itu tentu mengalihkan perdebatan mereka. Seulgi langsung mendekat pada kaca pembatas di ikuti yang lain, mereka melihat para tim medis sedang memeriksa Yeri.

"Mom, apa yang terjadi?" ucap Seulgi lirih.

Irene tak menjawab, ia hanya merangkul tubuh Seulgi. Dalam hati terus merapalkan doa, berharap sesuatu buruk tidak kembali terjadi pada putri bungsunya.

Chaeyoung merasa matanya memanas. Melihat bagaimana tersiksanya Yeri dengan alat-alat medis itu. Bagaimana jika keluarganya yang lain tau? Terutama Lisa.

Dokter keluar dari ruang ICU, melihat itu Irene langsung bergegas menghampirinya.

"Apa yang terjadi? Putriku baik-baik saja kan?"

PROMISE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang