Dua pasang suami istri duduk dengan gusar di ruang tengah. Salah satu putrinya beberapa kali menggeram kesal karna sedari tadi semua panggilan telponnya tak kunjung mendapat jawaban.
'Kim Yerim bodoh, kau dimana sekarang?'
Joy membanting ponselnya di atas meja. Marah? Tentu. Bagaimana bisa adiknya melakukan hal nekat untuk mencari keberadaan kakak sulungnya. Apa dia tidak memikirkan keselamatannya sendiri.
"Beberapa orang suruhanku juga sedang mencari Yeri." ucap Suho seraya mengusap bahu istrinya. Irene merasa bodoh karna tidak sadar akan ucapan putri bungsunya beberapa jam lalu.
"Aku tidak menyadarinya dari awal, dia mengatakan akan membawa kakaknya pulang." dan kembali air mata itu jatuh. Kecemasannya bertambah karna Yeri pergi untuk mencari Seulgi.
Wendy beranjak lalu meraih kunci mobil di atas meja.
"Kau mau kemana?" Joy menahan tangan kakaknya.
"Aku akan mencari Yeri."
"Tidak! Jangan ada yang pergi kemanapun. Biar orang-orang Daddy yang mencarinya." ucapan Suho menghentikan pergerakan Wendy. Pria itu tidak ingin hal lebih buruk terjadi pada putri-putrinya.
"Lalu kita akan bagaimana? Hanya diam dan membiarkan mereka menyiksa kedua saudariku?"
Wendy tidak bisa menahan amarahnya. Ia geram dengan mereka yang terus mengganggu keluarganya. Apa mereka pikir nyawa orang bisa di jadikan mainan?"Jika kau pergi, semua akan semakin buruk Kim Wendy!" Joy tak kalah kesal. Mengapa saudarinya bertindak bodoh yang hanya akan membahayakan nyawanya sendiri. Belajar dari pengalaman, Joy pernah melakukannya dan berakhir dengan membuat semua keluarganya cemas.
"Sayang, tolong tetap di sini." ucap Irene menggenggam erat tangan Wendy. Tatapannya membuat Wendy luluh. Tatapan yang begitu menyiratkan kekhawatiran. Wendy sakit melihatnya.
......
Drrt Drrt
Masih di posisi yang sama. Yewon menatap ponselnya untuk melihat notifikasi pesan masuk. Perubahan raut wajahnya tertangkap oleh Yeri. Dengan segera Yeri merebut ponsel di tangan Yewon. Membuat sang empunya tersentak.
Yeri membulatkam matanya melihat isi pesan di ponsel Yewon. Ia meremas kuat benda persegi itu.
"Kau bilang tidak tau apa-apa Kim Yewon!" Yeri melempar asal ponsel mantan sahabatnya itu. Tak peduli jika ia sudah merusak barang milik orang lain.
Tanpa menunggu lama, Yeri bergegas memasuki mobil dan melajukannya. Bahkan teriakan Jennie tak ia pedulikan. Dengan kecepatan tinggi Yeri melajukan mobilnya menuju tempat di mana kakaknya di sekap.
Jennie mendekati Yewon yang masih diam di tempatnya.
"Dengar, aku tidak akan memaafkanmu jika sesuatu terjadi pada Yeri." ucap Jennie tajam dan penuh penekanan. Kemudian ia berlari memasuki mobilnya dan bergegas menyusul Yeri.
Kekhawatiran juga menyelimuti keluarga Hwang. Mendengar kabar mengenai Yeri membuat mereka cemas. Takut jika Yeri bertindak dan akan membahayakan nyawanya. Bagaimana pun Yeri adalah bagian dari keluarga Hwang.
"Apa Jennie bisa di hubungi?" tanya Donghae pada ketiga putrinya.
Jisoo menjawab dengan gelengan lemah. Jennie sempat menghubunginya dan mengatakan jika dia sudah bersama Yeri. Tapi setelah itu semua panggilan juga pesannya tak di balas oleh Jennie.
"Aku takut terjadi sesuatu pada mereka." ucap Tiffany gusar. Ia benar-benar cemas memikirkan anak-anaknya.
Hal yang sama juga di rasakan oleh Chaeyoung dan Lisa. Kedua gadis itu takut hal buruk menimpa saudari-saudarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE 2
Fanfiction"Inikah caramu menghukum ku?Jika iya, kau benar-benar berhasil melakukannya." "Mengapa kau tak mengatakannya dari awal!" "Satu kali pun kau tak pernah memberiku kesempatan untuk mengatakannya!" "Jika kau dengar ini, kembalilah. Hanya kau yang bisa m...