36. Ketemu Desainer terkenal

6.1K 813 165
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Jam sembilan malem Mark baru pulang. Dalem hati Haechan udah meng-uasu-asukan cowok itu. Pake segala tadi bilang bakal segera nyusul ke Resto lagi. Cih. Padahal mah enggak.

Tapi meski dalem hati uring-uringan gitu cewek itu tetep bersikap biasa aja. Dia masih bisa ngotak untuk nggak marah-marah nggak jelas perkara the fuckin co-ass yang tengah dijalani Mark.

Serius. Haechan biasa aja. Biasa aja tapi dia sekarang pake kacamata item.

"Mami sama Papi dah pulang?" Tanya Mark sambil melepas jaket dan id cardnya, lalu disampirkannya di kursi meja makan.

"Hhm. Langsung taruh kamar, jangan taruh situ! Udah dibilangin kalo naroh barang itu langsung kembaliin ke tempat semula! Entar ilang aku yang ribet. Ck! " Sahut Haechan. Cewek itu lagi sibuk masakin makanan buat Mark, setelah tadi sempet bikinin teh anget dulu buat kakandanya.

"Nanti abis makan sekalian." Ucap Mark yang kini berjalan mendekati Haechan.

Haechan mematikan kompornya, lalu berbalik bertepatan dengan Mark yang telah berdiri di hadapannya. Cewek itu berdecak sambil membenarkan letak kacamatanya, "Mandi dulu! Nasinya biar mateng sekalian."

Haechan memang belum masak. Kan tadi janjiannya mau makan diluar. Ya kan, Mark?

"Dedek udah bobok?" Tanya Mark mengalihkan pembicaraan.

"Udah, barusan." Jawab Haechan. Salah satu tangannya terulur. Menyingkap sedikit rambut Mark yang menutupi dahi cowok itu dengan jemarinya. "Dah, sana mandi dulu." Ucapnya lembut, padahal sebelumnya ngegas terus.

Mark melingkarkan kedua lengannya di pinggang Haechan. Sedikit menunduk untuk menatap wajah calon istrinya. "Kamu udah nggak marah?"

"Buat apa marah?" Tanya Haechan dengan malas.

"Tadi tiba-tiba matiin teleponku, terus chatku cuma dibaca doang. Kalo nggak marah apa, hhm?"

"Nggak sempet. Lagi ngurus anak." Sahut Haechan asal. Ngebuat Mark terkekeh. Dia malah jadi inget kalo mereka masih belum menikah, tapi punya anak, padahal Haechan belum pernah hamil bahkan ngelahirin.

Tinggal bareng, berasa hidup bareng.

Pacaran udah tahunan, nikah nggak jadi-jadi.

"Maaf karena udah kecewain kamu lagi."

Pengakuan Si Sableng Mark Al Kahfi membuat Haechan tak bisa membalas ucapan Mark lagi. Dia sudah terlalu sering denger kalimat itu keluar dari mulut Mark.

Hal itu justru malah ngebuat Haechan merasa nggak enak, dan.... terharu.

Dia nggak bisa bayangin gimana perasaan Mark yang pasti kalut banget ketika dia mau nggak mau secara terpaksa sering kali harus ngebiarin Haechan kecewa dengan membatalkan rencana kencan mereka.

Bukan 2 Garis Biru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang