Another up ciyeeeee~
Jangan sampe sakit ya, kalian 💚
Alafyu☺
##
Pagi jam tujuh, Dokter Kyu dateng ke rumah Mark. Beliau berperan sebagai salah satu Dokter yang menangani Revan, Si Bayi. Dokter Kyu bukan Dokter Spesialis Anak, tapi Spesialis Radiologi.
Dia jugalah yang bertanggung jawab penuh atas keputusan para Dokter yang memutuskan untuk membiarkan Mark menangani Revan, karena anak itu bener-bener bisa nurut kalo sama Mark. Bahkan anak itu nggak bisa lepas dari Mark.
"Tadi, dia nangis nggak?" Tanya Dokter Kyu sambil memeriksa kondisi Revan pagi ini.
Biasanya anak itu akan menangis tanpa henti setiap sekitar jam enam pagi karena merasakan sakitnya.
Revan ada di pangkuan Haechan sekarang, main-main dengan beberapa kuas makeup milik Haechan.
Tadi udah matahin lipstik Haechan. Terus ngancurin isi pallet Eye shadownya. Tau kan? Yang isinya lengkap banget warnanya.
Dan itu Haechan pasrah. Mau marah-marah juga nggak guna. Meski tadi dia sempet cuma bengong diam tanpa kata ketika menyaksikan kesadisan Revan ngancurin makeupnya.
"Iya, tapi begitu digendong Haechan. Dia langsung diem dan ketawa." Jelas Mark.
"Berapa lama nangisnya?"
"Nggak ada sepuluh menit."
Dokter Kyu mengangguk, "Hhm, bagus." Dokter Kyu menatap Haechan, "Biasanya anak ini bisa nangis sampe satu jam lebih ketika ngerasain sakit yang selalu dia rasain tiap pagi."
Haechan cuma ber-oh aja ya kan.
"Kamu udah cocok jadi Mama nih. Hahaha. Laksanakan Mark. Ngelihat kalian ngurus Revan, kalian kelihatan udah cocok." Canda Dokter Kyu. Ngebuat Mark cuma bisa ketawa canggung.
"Bisa banget, Pak. Ngomongnya. Haha."
"Eh tapi beneran. Biasanya anak-anak seumuran Revan gini suka nempel sama Ibu hamil loh. Karena Haechan nggak hamil, jadi ini kerasa aneh. Tapi itu tandanya Revan cocok sama kalian. Dia merasa terhibur. Dan hal itu jelas pasti sedikit-sedikit bisa meningkatkan Imun dia. Terbukti dia nangisnya nggak lama. Dalam artian lain, entah rasa sakitnya berkurang, atau memang dia jadi bisa kuat menahannya." Kata Dokter Kyu sambil ngusak rambut Revan dengam gemas.
Revan turun dari pangkuan Haechan. Berdiri dengan kesusahan sambil berpegangan sofa, lalu berjalan menghampiri Mark.
Dia mendongak menatap Mark, dan merentangkan kedua tangannya minta digendong. "Mamam.." Membuat tubuhnya ambruk karena melepaskan pegangannya pada sofa.
Bukannya nangis, dia malah ketawa garing. Eh, girang.
Mark birsimpuh di depan Revan, lalu membawanya kedalam gendongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan 2 Garis Biru ✔
FanfictionAku mana tahan kalo kamunya aja kaya gini. -Mark Spin-off dari, #Titik_Dua_Bintang