33. Teman bahagia🎉

6.2K 865 81
                                    

UPDATE KEJUTAN!!!

AW AWHHH~! 😘

Selama menyambut Tahun Baru yaa..🥳

🥳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Kenapa nggak jadi ijin? Padahal nggak papa."

Haechan meletakkan tas selempangnya diatas mejanya. "Berubah pikiran. Sorry, ya. Jadi ngerepotin, lo gini." Katanya sembari duduk di kursinya.

"Hhm, no problem. Santai aja."

"Lagian jam ngajar kita tiap pertemuan kan cuma 180 menit. Dan hanya ada tiga kali pertemuan dalam seminggu. Nggak masalah tetep berangkat." Kata Haechan. Ternyata enak ya, jadi guru paud.

"Udah sarapan?" Tanya salah satu guru paud disini. Namanya Bomin, dia penanggung jawab disini. Sebelumnya Haechan juga minta ijin nggak masuknya sama orang itu.

Haechan menggelengkan kepalanya, "Udah kebiasaan nggak pernah sarapan sih." Sahut Haechan. Karena hidup bareng Mark, dia jadi ikutan nggak sarapan. Palingan minimal cuma makan Roti bakar dan susu, atau roti plus telur mta sapi dan sedikit mayonise. Udah.

Tapi kalo orang Indonesia bilang, nggak makan nasi sama dengan nggak makan. Jadi artinya mereka nggak makan pagi, atau biasa disebut sarapan.

"Kebiasaan nggak baik. Kurangin, tuh." Ucap Bomin dengan sedikit bercanda.

Haechan cuma mengedikkan kedua bahunya acuh. "Gue ke kelas dulu. Udah jamnya."

"Eh.. Haechan! Nanti, makan siang bareng bisa?" Tanya Bomin.

Ah, seharusnya Haechan nggak boleh terlalu deket sama dia. Bomin gigih banget orangnya, Haechan jadi risih. Bukan risih sih, tapi lebih ke menjaga perasaan Mark aja.

Dulu Haechan memang punya banyak banget temen cowok. Jadi kalo dia mau ngobrol sama cowok pun udah biasa aja. Anti baper baper club. Nggak tau diantara mereka pernah baper atau enggak sama Haechan.

Yang jelas, Haechan malah berakhir menjatuhkan hatinya ke sosok anak tunggal dari best of the best juragan sayur di Bandungan, Mark Al Kahfi.

"Sorry, gue udah ada janji. Maaf, ya." Kata Haechan. Bukan janji sih sebenernya, tapi udah kebiasaan aja makan siang di RS bareng Mark kalo bertepatan di hari dia ngajar kaya hari ini.

Kalo pas nggak ngajar ya, dia tetep makan dirumah. Males banget kalo harus nyusul Mark ke RS cuma buat makan siang. Ribet amat.

 Ribet amat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bukan 2 Garis Biru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang