2. Perang Hormon

32.7K 2.1K 307
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Orangtuanya Mark itu seringan di rumah ketimbang ngacara diluar. Mereka lebih seneng memperhatikan pertumbuhan anaknya dengan mata kepala sendiri, dan sesekali memantau para pegawainya di kebun maupun di sawah.

Mereka kenal banget sama anaknya. Mereka tau bener siapa dan kaya gimana Mark, meskipun nggak semuanya mereka ketahui.

Kaya contohnya sejauh apa hubungan Mark-Haechan, mereka nggak tau. Anaknya pernah ngapain aja sama anak gadis orang pun mereka nggak tau.

"Kenapa sih mukanya ditekuk gitu? Makin jelek kan jadinya." Goda Taeyong, Mamanya Mark.

"Emang jelek. Biarin jelek. Bodoamat." Sahut Mark sambil ngelepas sepatunya asal-asalan.

PLOK!

Taeyong nepuk pantatnya Mark rada kencengan sampe Mark mewek pura-pura kesakitan. "Lagi marahan sama Haechan ya? Iya kan? Iya nih pasti."

Mark manyun. "Haechan____aku jadi nggak bis___ Ah! Tau lah! Aaarghhh!" Nggak jelas banget dasar rang ganteng mah.

"Papa mana?" Lanjut Mark.

"Di dapur. Baru makan. Susulin aja, sekalian kamu juga makan." Kata Taeyong sembari mungut jaket denim dan kunci mobil Mark yang tergeletak diatas sofa ruang tamu.

Sedangkan Mark sendiri udah melenggang pergi nyusulin Papanya.

"Mark?!" Panggil Taeyong yang sekarang nyusulin dua lelaki tampannya di dapur.

"Dalem? (Ya?)" Sahut Mark sambil nuangin air putih kedalem gelas, lalu dia teguk sampe nyisain setengah gelas.

"Kamu.... buat apa beli beginian?" Tanya Taeyong sambil memperlihatkan sebungkus Kondom yang kini sudah berada di genggamannya.

Mark reflek keselek liurnya sendiri. Gigit bibir bawahnya sambil ngeliatin orangtuanya bergantian dengan pandangan yang nggak bisa dijelasin. Intinya dia panik. Dia nggak tau harus bereaksi gimana.

Harus bohong kah? Atau ngaku kah?

Goblok banget, kenapa tadi nggak dia tinggal di dasbor mobilnya aja sih. Batin Mark. Kan seenggaknya nggak papa kalo yang mergokin Bokapnya.

Esoknya pas hari libur, Mark dateng ke rumah Haechan dengan muka pucetnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Esoknya pas hari libur, Mark dateng ke rumah Haechan dengan muka pucetnya.

Disana nggak ada siapa-siapa. Terus kebetulan Haechan ada di sanggar Muaythai buat latihan sekaligus nemenin Renjun daftar jadi anggota baru. Mark lupa, kalo kemarin lusa Haechan udah pernah ceritain hal itu ke dirinya.

"I..iyaudah. Aku tunggu disini." Kata Mark ke Haechan lewat sambungan teleponnya.

Kemudian...

...mereka berakhir di Klinik Dokter Kandungan. Dengan orangtuanya Mark yang udah stay disana duluan.

Haechan yang masih pake pakaian dan atribut Muaythainya pun cuma bisa ngedengus kesel sama Mark. Dari semalem mereka berdua udah berantem duluan btw, gara-gara tragedi Kondom yang kegep sama Taeyong.

"Maafin Tante ya sayang ya?" Kata Taeyong sembari narik Haechan kedalam pelukannya. Nggak lupa wanita itu kasih usapan-usapan lembut di punggung Haechan.

Setelahnya wanita itu sedikit ngelepas pelukannya, terus nangkup wajah Haechan. "Kalo hasil pemeriksaannya kamu dinyatakan hamil, Tante pastiin Mark bakal tanggung jawab. Tytyd dia juga bakal Tante jadiin Bistik."

Haechan ngebatin, gimana dia bisa hamil wong tiap begituan anunya Mark tersegel dengan rapi kok. Gila, sesayang itu Taeyong sama Haechan.

Mark dibelakang Haechan cuma bisa garuk-garuk tengkuknya.

Dia mumet kalo misal Haechan bener-bener hamil. Padahal dia sendiri tau kalo dia belum pernah masukin benih ke Haechan.

Tapi kemudian dirinya inget sesuatu. "Yang? Kamu bukannya lagi dapet ya?"

Jaehyun, Papanya Mark yang sedari tadi cuma diem anteng kalem mesem ganteng langsung noleh ke arah Haechan. Lalu Haechan natap Taeyong dan Jaehyun bergantian.

"I..iya." jawab Haechan lengkap dengan anggukan kecilnya.

Dan sejak hari itu, Taeyong jadi lebih memantau Mark. Takut-takut kalo anaknya itu bener-bener ngehamilin anak orang.

Pokoknya Taeyong jadi protektif banget. Ke Mark, maupun ke Haechan.

"Yang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang?"

"Hhmm?"

"Kangeeeennn."

"Nggak. Nggak bisa."

"Please?"

"Yang? Kamu tu harus nyoba ngurangin ke'ingin'anmu. Kalo nggak bisa langsung, ya sedikit-sedikit. Pelan-pelan. Kamu nggak mau kan Om sama Tante kecewa sama kamu?"

Yaampun. Sejak kapan Haechan jadi kaya Mamanya Mark. Karena Mark nggak pernah bisa ngebantah omongan Haechan, sama kaya dia nggak bisa ngebantah omongan Taeyong.

"Yaudah cium aja cium...






....sambil grepe."

Astagfirullah Mark. Inget nama, inget. Namanya aja religius, tapi kelakuan insidious.

 Namanya aja religius, tapi kelakuan insidious

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bukan 2 Garis Biru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang