15. Tak ingin pisah

9.9K 1.1K 230
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nahan sange waktu liat Haechan itu susah.

Nahan buat nggak nyentuh Haechan ketika cewek itu ada tepat di sebelah, depan, maupun belakang itu susah.

Mark bener-bener gelisah tiap kali berdekatan sama Haechan. Bahkan dengan cuma saling bertatapan aja bisa ngebuat rahang Mark mengeras karena menahan sesuatu.

Menahan supaya dia nggak nyerang Haechan seketika itu juga.

Apalagi berada dirumah hanya berdua begini. Mark jadi keinget dulu ketika pertama kali mereka melakukan 'itu'. Memori mesum itu tiba-tiba keputer gitu aja di pikiran Mark. Dia inget bener sampe detail-detailnya.

Inget gimana ekpresi wajah Haechan waktu squirting untuk pertama kalinya.

Inget gimana kuatnya remasan jemari Haechan pada jemarinya waktu penyatuan mereka.

Inget gimana merdu lenguhan Haechan.

Inget gimana namanya disebut oleh Haechan waktu cewek itu meracau keenakan.

Mark inget semuanya. Well, gimana bisa dia ngelupain pengalaman termanis itu. Nggak akan lupa. Nggak akan pernah lupa.

Haechan bener-bener luar biasa ketika dibawah kungkungannya.

Mengingat hal itu, ngebuat bulu kuduk Mark meremang. Hingga kemudian dengan perlahan dia berusaha mengenyahkan ingatan itu.

"Mark?"

Oh. Jangan. Jangan manggil gitu, Haechan. Jangan manggil dengan suara rendah itu.

".........."

"Yang?"

Stop it. Please!

".........."

PLAK!

Sebuah tamparan ringan mendarat di pipi kirinya. Memang tamparan pelan, namun berhasil menyadarkan Mark dari fantasi liarnya beberapa saat yang lalu.

Menampar keras.

Mengenyahkan pikiran kotornya.

"Kamu kenapa sih??" Dengus Haechan kesel. Dia nggak suka diabaikan.

".........ee..eum? Ya? Gimana?"

"You fine?"

I want you..

Mark ngangguk, "Course fine."

..So bad.

"Wanna get some food?" Tanya Mark, mencoba mengalihkan suasana tegang yang ditimbulkan oleh dirinya sendiri.

Haechan cuma diem. Sambil terus memperhatikan Mark yang udah mau beranjak dari sofa.

"Yang? Pake bahasa aja, oke?" Kata Haechan dengan wajah datar tanpa ekspresinya.

Bukan 2 Garis Biru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang