23. Fxxk It!

10.8K 981 409
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















"Usia kehamilannya, udah dua minggu."

Mark beku ditempatnya.

Dia seneng.

Tapi pengen nangis.

Dia sedih.

Takut.

Tapi seneng.

Lagi-lagi dia pengen nangis, tapi nangis seneng.

"Lo yakin?"

"Lo nggak tau yang meriksa dia tadi siapa?" Mina balik nanya.

"Yeri. Calon dokter kandungan." Ucap Mark dengan gumaman.

Entah Mark harus seneng atau sedih mengingat mimpinya tersebut semalem.

Iya, Mark ngimpi ceweknya hamil.

Mimpi ter-edan dalam semasa hidupnya karena bener-bener detail banget.

Mulai dari meeting dengan para Dokter terkemuka bareng Dekannya, lalu Yeri yang berniat mencelakai Sang calon bayi, dan sampe ketika dia ngobrol dengan Mina dia pun masih inget betul detailnya.

Biasanya mimpi akan cepat terlupakan ketika kita bener-bener sudah sadar total dari tidur. Namun kali ini enggak. Mark masih inget jelas gimana detail mimpinya bahkan ketika dia sudah berada di kampus di siang bolong gini pas lagi makan bareng Haechan.

Apalagi mengingat tentang usia kehamilan Haechan di dalam mimpi yang entah memang kebetulan atau gimana, tapi ngepas banget.

Karena mereka berdua ngelakuin 'itu' sekitaran kurang-lebih dua minggu yang lalu.

Ketika mereka hampir kepergok orang tua mereka yang mendadak tanpa pemberitahuan berkunjung ke rumah mereka.

Masuk akal. Jadi gimana Mark bisa tenang. Padahal itu salah dia sendiri.

Mungkin mimpi tersebut adalah peringatan, nasihat, atau spoiler dari Tuhan buat Mark. Entahlah.

"Yang?"

Lamunan Mark buyar ketika Haechan menggoyangkan lengannya.

"Eh? Gimana, Yang?"

Jujur. Mark bener-bener terganggu dengan mimpinya semalam.

Bukan karena dia belum siap kalo Haechan beneran hamil. Juga bukan berarti dia nggak suka dengan mimpinya.

Dia lebih khawatir ke Haechannya yang mungkin belum siap. Apalagi kemungkinan tubuhnya yang juga masih belum siap meski Haechan sudah tergolong sebagai wanita dewasa.

Lihat. Wajah hingga tubuh Haechan saja masih pantes dipakein seragam SMA, gimana mau beranak.

Mark tau betul kehamilan nggak sesimple itu, juga bukan suatu hal yang patut digampangkan.

Bukan 2 Garis Biru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang