37. Perkara Kopi

6.3K 816 121
                                    






















Happy satnight Sparkles ❤💛💚🤎💙💜🧡💛

Eh, bagus nggak tuh nama buat kalian? Hehe.















Eh, bagus nggak tuh nama buat kalian? Hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







...

Haechan melempar bantal ke arah Mark dengan cukup keras, dan berhasil ngenain kepala Mark. "Menengo dancoOK!" Umpatnya sambil duduk.

"YANG!! Dah malem udahan gitarannya, Ya ALLAH!!!" Seru Haechan dengan wajahnya yang udah kelihatan capek dan ngantuk banget.

Dah jam satu dini hari, dan Mark malah gitaran disamping tempat tidur. Dah gila itu manusia. Haechan daritadi udah nyoba sabar ngebiarin tuh laki, tapi semakin lama semakin menjadi-jadi.

Cowok itu memang udah pro kalo soal main gitar. Enak di dengerin. Tapi kalo di waktu yang nggak tepat gini, bukannya merdu malah berisik jatohnya. Ganggu banget. Serius. Nggak boong.

Untung sekarang Revan udah dikamar sendiri. Bekas kamar Haechan, yang nggak lupa disana dikasih kamera kecil biar Haechan dan Mark bisa ngawasin dari kamar mereka.

"Di kulkas kopi siapa?" Tanya Mark sambil menggenggam erat leher gitarnya. Menatap Haechan dengan tatapan dinginnya.

Haechan ngusak rambutnya sendiri frustasi, "Kopi? Kopi apaan sih?? Aku nggak beli kopi!! Ah dah lah! Ngantuk aku tuuuhhh!!"

"Reno sama Renata, aku tanyain juga jawab gitu. Jaemin juga nggak mungkin, dia pemotretan di London."

Dengan terpaksa Haechan memutar otaknya. Memaksanya mengingat apa yang dia lakukan sepanjang hari ini yang membuatnya berhubungan dengan kopi. Ngantuknya pun ilang seketika, dan dia jadi semakin kesel.

Aahh! Kopi apaan sih?!!

"Kemarin abis ketemu sama siapa? Karena menurutku itu kopi udah dari kemarin." Bahkan sudah diselidiki sampai sedetail itu

Kemarin?

Kopi?

Kop...pi____ ah!! Yoel?

Oh iya, kopi pemberian Yoel waktu itu bener-bener nggak tersentuh sama Haechan. Selain karena dia memang agak nggak terlalu suka kopi, juga karena itu pemberian orang asing. Takutnya ternyata kopinya udah dikasih apaan gitu kan. Jigong contohnya. Eeww.

Sialnya dia lupa ngebuang kopi itu. Malah disimpen di kulkas. Padahal diantara dia dan Mark nggak terlalu suka sama yang namanya Kopi.

"Kopi dari orang." Ucap Haechan. Kali ini kantuknya bener-bener ilang. Tapi keselnya belum ilang.

Mark meletakkan gitarnya disamping tubuhnya. "Orang? Siapa tuh? Temen? Sama kaya Bomin, that shitty friend???"

Cemburu.

Bukan 2 Garis Biru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang