16. Duh Sa(*ra)ng(*ha)e

15.2K 1K 220
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa hari mereka sempet break.

Mark memang masih sering main ke rumah Haechan. Kadang juga masih jemput cewek itu di sekolah, kalo dia kebetulan lagi pulang lebih awal dari Haechan.

Dan beberapa hari ini dia pulang lebih awal terus. Jadi dia bisa langsung bablas nyamper ceweknya.

Break bukan berarti lost contact dan putus kan?

NO! Mereka masih bersama, dan kontekan kaya biasanya.

Perbedaan Mark dari hari sebelum mereka break adalah, cowok itu berubah jadi rada pendiem. Itu menurut pendapat Haechan.

Nggak. Mark nggak marah sama Haechan kok. Dia juga nggak niat ngediemin Haechan gini. Tapi entahlah, disini malah Haechan yang memperlakukannya dengan sedikit berbeda. Yang biasanya cuek mau Mark jungkir balik sekalipun, sekarang berubah jadi manja banget sama Mark.

Mark jadi ngerasa aneh sendiri.

"Yang?"

"Hhm?" Sahut Mark. Berbaring terlentang sambil mainin hapenya diatas tempat tidur Haechan dengan masih menggunakan seragam putih-abunya.

Kemejanya udah dikeluarin, dan dasinya ada di meja belajar Haechan.

Haechan nyusul naik keatas dan berbaring disisi Mark. Kepalanya berada di bahu kanan cowok itu. Haechan juga masih pake seragam sekolahnya.

"Kamu nggak laper?"

Mark gelengin kepalanya, "Belum."

"Eum, terus nggak haus gitu? Biar aku ambilin minum." Kata Haechan sambil memainkan salah satu kancing seragam Mark di bagian dada cowok itu.

Tuh, kelihatan banget kan perbedaannya Haechan. Karena biasanya Haechan itu udah ngebiarin Mark gitu aja kalo dirumah. Ngebiarin Mark menjelajah di dapur buat nyari makanan atau cemilan, atau nongkrong di pinggir kolam ikan di halaman belakang.

"Nggak usah, Yang. Biar nanti aku ambil sendiri." Ucap Mark sembari ngecup kening Haechan sekilas.

Hening.

Mendadak Haechan nggak tau harus ngomong apa lagi. Padahal dia biasanya lancar banget kalo soal nyangkem (ngomong).

Sesusah itukah mencari topik pembicaraan? Nggak, seharusnya nggak sesusah itu. Karena nyangkem adalah kelebihan Haechan.

"Yang~?"

"Apa sayang~?"

Haechan dengan gerakan gesit merubah posisinya menjadi duduk diatas perut Mark dan merebut hape cowok itu. Meletakkannya diatas bantal.

"Jangan gini. Aku jadi.. bingung." Ucap Haechan sambil cemberut.

"Haechan..... turun Yang." Mohon Mark.

Bukan 2 Garis Biru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang