31. Semua akan baik-baik saja

6.4K 954 227
                                    

Another up!!
Tapi janji jangan nangis yaa...

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Acara lamaran Haechan secara resmi dilakukan akhir pekan ini. Tepatnya sabtu malam ini. Haechan udah tau, pihak keluarganya pun udah tau. Dan tentu mereka pun akan mempersiapkannya.

Mark dan Haechan belum sempat mengatakan tentang rencana mereka untuk mengambil Revan sebagai anak mereka. Bukan belum sempat, tapi lebih ke ingin fokus ke rencana pernikahan mereka terlebih dahulu.

Hari Jumat sore kemarin Haechan sudah berada di kediamannya di Salatiga, dan Mark tentu berada di Bandungan.

Revan? Dia ikut Haechan.

"Dek, coba panggil Mama.." kata Haechan yang kini sedang bermain dengan Revan di depan rumahnya. Jalan-jalan pagi bersama Revan yang sudah mulai bisa berjalan meski masih belum seimbang.

"Ng?? Mamam?"

"Mama, bukan Mamam." Haechan berlutut di depan Revan dengan pandangan penuh harap.

".....Mam...ma?"

Haechan menganggguk dengan semangat.

"Mama?" Ucap Revan lebih jelas. Ngebuat Haechan nggak kuasa untuk tidak tersenyum lebar. Dia seneng banget dipanggil Mama.

"Hehehe. Pinternyaaaa. Yuk pulang, terus kita pamerin ke Kakek sama Nenek." Sahut Haechan sambil mengecup gemas pipi Revan lalu kembali berdiri. Digandengnya salah satu tangan Revan, kemudian kembali ke rumah.

"Nanti kalo ketemu sama Om, panggil Papa yaa..?"

"Papa?"

"Iya, Papa. Hihihi. Ayo lari..."

Yang diajak lari pun ketawa girang. Sambil sesekali memperhatilan sosok wanita yang sebentar lagi akan menjadi Mamanya.

Langkah kecil itu sesekali melonmat senang. Hingga membuat Haechan gemas melihatnya.

"Eh? Ternyata bener ya?" Kata seorang Ibu-ibu yang tinggal nggak jauh dari rumah Haechan.

"Bener apanya?" Sahut Ibu lainnya.

"Itu tuh. Haechan, anaknya Bu Jennie. Kayanya emang bener MBA ya.."

Ada beberapa ibu-ibu lainnya disana, dan mereka mengikuti arah pandang ibu-ibu yang pertama kali bicara tadi kearah Haechan dan Revan yang kini sedang membuka gerbang rumahnya.

"Masa iya?"

"Eh, liat aja tuh. Pulang dari Semarang tiba-tiba bawa anak. Kalo nggak hamil diluar nikah apalagi tuh?"

"Iya ya, pantesan selama ini jarang pulang ke rumah. Wong ternyata udah punya momongan segitu."

Jessica, Tante Haechan hadir ditengah para ibu-ibu penggosip itu. Ikut nimbrung ke obrolan mereka seolah dia juga hobi gosipin tetangganya. "Eh, iya ta? Tapi pantesan Haechan jarang pulang kerumah. Lha wong tetangganya aja kaya setan semua gini." Sarkas Jessica, hingga membuat para ibu-ibu itu bungkam ketika menyadari diapa yang berbicara.

Bukan 2 Garis Biru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang