22. Siaga - 1

9K 1K 348
                                    


E-yo! Long time no see 👋😂

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











"Udahlah masuk aja. Dingin diluar."

Karena nggak sabaran, Jennie pun memutuskan untuk segera masuk menggunakan kunci cadangan. Masing-masing dari orangtua Mark maupun Haechan memang punya kunci cadangan rumah tersebut.

"Sayang? Belum bangun?" Seru Jennie sambil mengedarkan pandangannya ketika sudah berada di dalam rumah.

Johnny melangkahkan kakinya menuju lantai atas. Tepatnya ke arah kamar Haechan.

Namun setibanya disana, dia nggak nemuin Haechan dikamarnya. "Pergi kemana sih? Dipanggilin sampe nggak nyaut." Gumam Johnny.

Kini langkahnya menuju ke kamar Mark, diikuti oleh Jennie dibelakangnya.

"Yang?" Haechan mengguncang tubuh Mark pake salah satu kakinya. Berusaha ngebangunin Mark yang sekarang sedang kelelahan dan berbaring tengkurap disebelah Haechan.

Mereka berdua sudah berpakaian. Meski nggak lengkap. Karena Mark cuma pake bawahannya, dan kaosnya dipake Haechan.

"Hhm?"

"Kayanya aku denger ada yang manggil." Kata Haechan.

"Mungkin kamu salah denger. Emangnya hujan-hujan gini siapa yang mau bertamu?" Sahut Mark dengan suara paraunya.

"Sayang?"

Suara itu kembali kedengeran. Dan kali ini Mark mendengarnya. Dia mendongakkan kepalanya, sedikit melongok kearah pintu kamarnya yang tertutup.

Suara Jennie dan derap langkahnya semakin terdengar mendekat.

Keduanya, Mark dan Haechan saling berpandangan.

"Mami dateng." Gumam Haechan dengan raut gelisahnya.

Jennie maupun Johnny sudah berada tepat di depan kamar Mark. Tangannya terulur untuk mengetuk pintu.

"Mark?"

Nafas Mark dan Haechan tercekat.

Dengan terpaksa Mark memutar otaknya memikirkan cara supaya mereka nggak ketahuan abis tidur bareng meski biasanya juga tidur sekamar, disaat nyawanya belum terkumpul sepenuhnya karena tadi habis bercocok tanam lalu dia dan Haechan langsung tidur.

"Sssttt! Kamu diem, biar aku yang keluar." Bisik Mark sembari bangkit dari tempat tidur. Segera turun dan berjalan kearah pintu kamarnya, diikuti Haechan yang sekarang bersiap untuk sembunyi dibalik pintu.

Nggak lupa Mark mengatur raut wajahnya senatural mungkin, sebelum pada akhirnya pintu kamarnya dia buka sebagian.

"Loh? Kirain pergi." Kata Johnny sambil mengedarkan pandangannya kedalam kamar Mark tanpa perlu masuk kedalam kamar.

Bukan 2 Garis Biru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang