Sepasang mantan suami istri itu masih sibuk dengan tatapan tajam masing-masing, lebih tepatnya Im Changkyun yang menatap mantan suaminya itu dengan penuh emosi. Dibantingnya jilidan yang dibawanya itu ke atas meja sang presdir tanpa rasa takut sedikitpun.
"Kau! Berani-beraninya kau menolak hasil kerja keras timku?!"
Jooheon tersenyum kecil. "Mudah saja. Karena aku tidak menyukai ketua tim-nya."
"Kau!" Jari telunjuk lentik itu menunjuk ke arah Jooheon namun sedetik kemudian tangannya mengepal erat dan lelaki manis itu kembali menghentakkan kakinya. "Ish!"
Jooheon yang merasa penat itupun tertawa kecil melihat tingkah menggemaskan mantan istrinya itu. "Kau pikir aku akan menilai sesuatu secara subyektif? Kupikir kau mengenalku setelah 4 tahun hidup bersama."
Itulah alasan Changkyun tidak jadi memaki Jooheon. Ia paham betul bahwa pasti memang ada yang salah dengan design bangunan yang dikerjakan oleh tim-nya, maka dari itu hasil design milik tim-nya itu ditolak.
Karena Changkyun tahu dengan pasti bahwa mantan suaminya itu adalah orang yang sangat teliti dan memberikan penilaian secara objektif.
"Tapi kau bisa katakan dimana letak kesalahannya kan? Kami masih bisa memperbaikinya. Bukannya malah menolak tanpa alasan begitu saja!"
Alasan Changkyun semarah ini adalah karena tim-nya itu sudah lembur berhari-hari hingga anggotanya terlihat seperti zombie hanya demi menyelesaikan design itu dan yang didapan hanyalah sebuah penolakan mentah-mentah.
Melihat mata sang mantan istri yang memerah dan berkaca-kaca membuat Jooheon tidak tega untuk menggodanya.
"Baiklah, baiklah. Maaf, aku yang salah. Jangan menangis."
Jooheon mengambil jilidan yang sebelumnya dibanting di atas mejanya oleh Changkyun itu dan menuntun sang mantan istri ke ruang sebelah yang lebih mirip ruang rapat itu.
Setelah keduanya duduk, Jooheon pun mulai membuka jilidan tersebut dan menunjukkannya di hadapan Changkyun.
"Sebenarnya aku sangat menyukai design tim kalian, hanya saja lihatlah rancangan fondasinya."
"Untuk proyek ini, kita akan membangun gedung dengan total 10 lantai Kyun, dan rancangan fondasi yang dipilih anggotamu ini sangat tidak sesuai."
Changkyun kembali membaca jilidan itu dan matanya membulat. Setahunya, mereka sudah sepakat untuk menggunakan rancangan fondasi konstruksi sarang laba-laba, namun kenapa sekarang berganti menjadi fondasi tiang pancang begini?
"Jika menggunakan fondasi tiang pancang, maka akan sangat mengganggu lingkungan sekitarnya Kyun. Kau tahu sendiri kan lokasi pembangunannya itu di sekitar sekolah SD dan ada beberapa tempat penitipan anak."
Tentu saja, fondasi tiang pancang akan menimbulkan kebisingan yang bisa dipastikan akan sangat mengganggu.
"Melihat kedatanganmu seperti ini, sepertinya kau tidak membaca ulang proposal ini sebelum diserahkan padaku ya?"
Changkyun menundukkan kepalanya, merasa malu karena ini telak kesalahannya karena tidak membaca ulang proposalnya sebelum diserahkan kepada Jooheon.
"M-maaf..." Cicit Changkyun sambil mati-matian menahan air matanya.
Jooheon tersenyum kecil melihat bagaimana mantan istrinya itu meremat tangannya, kebiasaannya jika sedang merasa bersalah dan menahan tangisnya. Tangannya terulur kemudian mengusap lembut surai kecoklatan Changkyun.
"Iya, dimaafkan. Aku tahu kau sibuk mengurus pendaftaran sekolah Chan minggu kemarin kan?"
"Tapi tetap saja!" Changkyun mengangkat kepalanya dan menampakkan wajah sedihnya yang malah terlihat menggemaskan. "Ini salahku... hiks... Harusnya sebagai ketua tim, aku memeriksa kembali pekerjaan anggotaku sebelum diserahkan padamu. hiks..."
"Aigoo~ menggemaskan sekali mantan istriku ini. Menikah denganku lagi, mau ya?"
"Menikah dengan besi beton sana!"
Percayalah, aku tuh gak ngerti masalah kontruksi...
Masalah rancangan2 diatas itu ilmu hasil googling, jadi kalo ada yang aneh ya mohon mian :(