18

227 47 8
                                    

Changkyun benar-benar berterima kasih pada Hoshi yang telah banyak membantunya selama Chan dirawat di rumah sakit. Berkat Hoshi pula, Chan mau memakan makanan rumah sakit meskipun awalnya menolak dan merengek.

Changkyun juga berterima kasih pada Jihoon yang telah membantu masalah perijinan ke sekolah Chan dan juga pada Ten dan Jisung yang membantu mengurus pekerjaannya.

Mingyu dan paman Kim pun menyempatkan waktu untuk menjenguk Chan di rumah sakit, bahkan Mingyu juga mengenalkan tunangannya yang bernama Jeon Wonwoo kepada Changkyun.

Ya, semua orang terdekatnya hadir, namun tidak dengan Jooheon. Ini bahkan sudah hari ketiga sejak Chan dirawat di rumah sakit namun lelaki itu sama sekali tidak bisa dihubungi.

"Masih belum ada kabar dari Jooheon hyung?"

Changkyun mendongak kemudian menggelengkan kepalanya. "Apa dia sesibuk itu?"

Hoshi menghela nafas pelan. "Perlu kususul ke tempat proyek?"

Changkyun tersenyum kecil kemudian menggeleng pelan. "Tidak perlu. Biarkan saja dia fokus pada pekerjaannya. Aku tidak mau menambah bebannya."

"Tapi dia harus tahu. Dia ayahnya Chan."

"Aku tahu... Tapi dia sibuk bekerja juga demi aku dan Chan."

"Kau ini selalu saja begitu hyung."

Changkyun terkekeh pelan. "Kau sendiri bagaimana dengan Jihoon? Ada kemajuan?" Tanya Changkyun mengalihkan pembicaraan.

"Eum... Sedikit? Kurasa Jihoon tidak terlalu menjauhiku sekarang."

"Memangnya kenapa kalian bisa putus dulu?"

"Hmm... Sebagian besar bisa dibilang kesalahanku? Aku dulu terlalu egois dan selalu saja cemburu pada siapapun yang mendekati Jihoon. Aku bahkan selalu menaruh curiga pada Jihoon hingga pada akhirnya dia sendiri jengah padaku dan meminta putus." Hoshi menundukkan kepalanya. "Dan beberapa bulan kemudian, aku baru tahu bahwa orang yang kukira mendekati Jihoon ternyata adalah sepupunya."

Changkyun berusaha keras menahan tawanya kemudian menepuk pundak Hoshi. "Setidaknya sekarang kau mengakui kesalahanmu."

"Hmm... Doakan saja Jihoon mau kembali padaku."

"Tentu saja."


***


Seminggu kembali berlalu, Chan kini sudah sembuh total dan kembali menjadi putra Im Changkyun yang aktif.

Namun tetap saja Jooheon tidak bisa dihubungi, seakan-akan hilang ditelan bumi.

Chan pun agaknya mengerti saat melihat raut sendu Changkyun dan berhenti menanyakan keberadaan ayahnya karena ia tidak mau sang mommy bersedih.

Changkyun termenung di meja kerjanya. Setelah mengantarkan Chan ke sekolahnya, Changkyun bergegas ke kantor, berharap dapat bertemu dengan Jooheon namun nihil. Ruangan Jooheon bahkan masih sangat rapi, tanda belum ada satu orang pun yang masuk selama 2 minggu belakangan.

"Kyun, kau sudah sarapan? Jisung membeli banyak sandwich, kau mau?"

Pertanyaan Ten sama sekali tidak dijawab oleh Changkyun yang masih sibuk melamun.

Ten menghela nafas dan berjalan mendekati Changkyun sebelum menepuk pelan pundaknya membuat lelaki manis itu terkejut.

"Eoh, Ten hyung. Ada apa?"

"Jisung membeli banyak sandwich tadi. Kau belum sarapan kan?"

Changkyun menghela nafas kemudian menundukkan kepalanya. "Aku tidak nafsu makan hyung."

"Eyy, Tidak bisa begitu. Kau harus makan Kyun. Ayo keluar sebentar."

Changkyun hanya bisa pasrah saat Ten menariknya untuk berdiri, bertepatan dengan ponsel Changkyun yang berdering.

"Hyung, aku akan menyusul nanti."

"Baiklah. Jika kau tidak keluar dalam waktu 5 menit, aku akan kembali dan menyeretmu keluar! Mengerti?"

Changkyun terkekeh pelan dan mengangguk.

"Halo?"Changkyun menjawab panggilan dari nomor asing itu ketika Ten telah meninggalkan ruangannya.

"Kyun?"

DEG!

"J-jooheon?"

Erase (Jookyun)☑☑Where stories live. Discover now