25

250 44 8
                                    

Changkyun sedari tadi tidak berhenti menggigit ibu jarinya. Ia sangat mencemaskan kondisi Jooheon dan berakhir membangunkan Wonwoo, meminta Wonwoo untuk mengantarkannya ke Seoul namun ditolak mentah-mentah oleh Wonwoo.

"Ini sudah tengah malam Kyun."

"T-tapi Won..."

Wonwoo menghela nafas. "Akan kucoba minta tolong pada Mingyu. Kau tenanglah."

Wonwoo kemudian menuntun Changkyun agar duduk di kasurnya sebelum beranjak meraih ponselnya yang ada di atas nakas untuk menghubungi tunangannya.

"Mingyu?"

"Eoh? Ada apa Won?" Jawab Mingyu dengan suara seraknya.

"Gyu, maafkan membangunkanmu tapi bisakah aku minta tolong?"

"Tidak masalah sayang. Apa yang bisa kubantu?"

Wonwoo kemudian menceritakan secara singkat dengan tangan yang terus mengusap puncak kepala Changkyun. "Jadi bisakah kau datang dan melihat kondisinya?"

"Baiklah. Kirimkan alamatnya padaku. Aku akan bersiap."

"Eum... Terima kasih Gyu."

Wonwoo kemudian menanyakan alamat rumah yang ditempati Jooheon kemduian mengirimkannya pada Mingyu.

"Tenanglah Kyun. Ingat kata Brian hyung, kau tidak boleh stress."

"T-tapi aku khawatir Won."

"Mingyu sedang dalam perjalanan ke sana jadi kumohon tenanglah. Besok pagi aku janji akan mengantarmu ke Seoul."

Mendengar itu membuat Changkyun sedikit tenang namun tetap saja tidak bisa memejamkan matanya meskipun Wonwoo menyuruhnya untuk beristirahat.

Semoga kau baik-baik saja...



***



Mingyu menghentikan mobilnya di depan rumah kecil yang terlihat gelap dan suram. "Apa benar ini rumahnya?"

Mingyu mencocokkan kembali dengan alamat yang Wonwoo berikan padanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mingyu mencocokkan kembali dengan alamat yang Wonwoo berikan padanya. "Benar."

Mingyu kemudian turun dari mobil, menyalakan lampu senter pada ponselnya dan berjalan ke arah pintu masuk, membukanya perlahan dan langsung menutup hidungnya ketika aroma rokok bercampur dengan alkohol menyerang indera penciumannya.

"Sial!" Umpatnya pelan saat melihat banyak sekali botol alkohol dan puntung rokok berserakan di lantai.

Mingyu kemudian berusaha mencari saklar lampu dan menyalakannya. Mingyu kemudian melihat ke sekeliling ruang tamu dan matanya membulat saat melihat tubuh Jooheon yang terbaring lemah di atas lantai dengan wajah pucat dan keringat dingin membanjiri tubuhnya.



***



Changkyun dan Wonwoo tiba di rumah sakit tepat pukul 10 pagi. Tadinya Chan merengek untuk ikut namun ibu Wonwoo membujuknya agar tetap tinggal di Changwon bersamanya.

Changkyun langsung berlari dan mencari kamar rawat Jooheon, tidak mempedulikan panggilan Wonwoo yang melarangnya untuk berlari.

Changkyun membuka pintu kamar rawat Jooheon dengan nafas terengah.

"Changkyun?"

"M-mingyu..." Changkyun berjalan masuk dengan perlahan, disusul Wonwoo yang juga terengah karena mengejar Changkyun tadi.

"Bagaimana kondisinya?" Tanya Changkyun tanpa melepas pandangannya dari tubuh Jooheon yang terbaring lemah di atas kasur.

"Lambungnya kosong dan terluka karena ia hanya mengkonsumsi alkohol tanpa makan apapun."

Changkyun membekap mulutnya untuk menahan tangisnya.

"Kyun-"

Mingyu menarik tangan Wonwoo kemudian menggeleng pelan. Lelaki Kim itu kemudian mengajak tunangannya untuk keluar dari kamar dan memberikan waktu agar Changkyun bisa berdua dengan Jooheon.

"Hiks... K-kenapa kau jadi seperti ini??"

Changkyun berpegangan pada besi pembatas kasur dan menangis sejadi-jadinya.

"Bodoh! Hiks... Kau bodoh!"





***



"Gyu, bagaimana bisa Jooheon seperti itu?"

Mingyu menggeleng pelan. "Aku tidak tahu. Saat menemukannya pun ia sudah tidak sadarkan diri."

Wonwoo menghela nafas pelan. "Gadis itu... Dimana dia?"

Mingyu mengerutkan keningnya. "Benar juga... Bukankah seharusnya dia tinggal bersama Jooheon? Tapi aku tidak melihatnya-"

"Wonwoo!"

Lelaki bermata rubah itu menoleh dan membulatkan matanya terkejut.

"Brian hyung?"

Erase (Jookyun)☑☑Where stories live. Discover now