29

278 41 7
                                    

Jooheon tersenyum menatap wajah damai Changkyun yang terlelap di sampingnya beralaskan tangan Jooheon yang tidak diinfus sebagai bantalnya. Lelaki itu bahkan minta dipindahkan ke kamar VVIP agar mendapat ranjang yang lebih besar. Jemari Jooheon perlahan menyusuri wajah Changkyun mulai dari kening, hidung, dagu dan berakhir di bibir.

"Aku benar-benar bersyukur kau ada disini bersamaku Kyun, bahkan setelah semua kesalahan yang telah kulakukan, kau masih mau kembali ke sisiku seperti ini." Lirih Jooheon. "Aku berterima kasih, bahkan jika ini semua hanya mimpi, aku benar-benar berterima kasih karena kau mau hadir di dalam mimpiku."

Jooheon tersenyum kecil saat melihat Changkyun menggeliat pelan kemudian mengerjapkan matanya. "Eung? Jooheon kenapa tidak tidur?"

"Aku lebih baik menghabiskan waktu dengan menatap wajahmu daripada tidur Kyun."

Changkyun mendengus pelan. "Penggombal ulung."

"Aku merindukanmu, merindukan wajah ini. Tuhan yang tahu betapa aku benar-benar merindukanmu Kyun."

Mendengar ucapan Jooheon membuat lelaki manis itu merasa bersalah. "Maaf..."

"Untuk apa?"

"Karena merahasiakan tentang baby darimu."

Jooheon tersenyum kecil. "Itu salahku. Kau tidak bisa memberitahuku karena kesalahanku waktu itu."

"T-tapi kau tidak salah." Changkyun menunduk, menatap kancing-kancing pada pakaian pasien yang dikenakan Jooheon. "Kau tidak salah... Tapi a-aku... hiks..."

"Hey, jangan menangis sayang. Nanti baby ikut sedih."

"Eung..."

"Chan masih di Changwon?" Tanya Jooheon mengalihkan pembicaraan.

Changkyun mengangguk pelan. "Chan sedang bersama bibi Jeon."

"Hah~ aku merindukan jagoan kecil itu."

"Eung... Jagoan kecil kita sebentar lagi akan menjadi seorang kakak."

"Lalu, sudah tahu jenis kelamin baby? Sudah membeli perlengkapan bayi?"

"Tahunya nanti saja setelah melahirkan, biar menjadi kejutan dan untuk perlengkapan bayi... Milik Chan masih banyak yang bisa digunakan jadi... tidak, aku tidak membelinya."

Jooheon mengerutkan keningnya. "Setelah keluar dari rumah sakit, kita belanja ya."

"Huh? Untuk apa?"

"Tentu saja untuk baby."

"Tidak mau! Itu namanya pemborosan uang!"

Jooheon tersenyum kemudian membenarkan poni Changkyun yang sedikit berantakan. "Aku ingin membelikan sesuatu untuk baby. Setidaknya, aku ingin menebus kesalahanku sewaktu kau hamil Chan dulu."

"Jooheon..." Changkyun menatap Jooheon dengan berkaca-kaca kemudian tersenyum lebar. "Baiklah! Tapi tidak belanja berlebihan ya!"

"Eum, arasseo. Terima kasih Kyun."

"Huh? Untuk?"

"Karena sudah memberiku kesempatan."

"Eung." Changkyun mengangguk lucu. "Gunakan kesempatanmu dengan baik ya, daddy-nya baby."

"Tentu saja. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini."

Jooheon kemudian menarik Changkyun ke dalam pelukannya, meletakkan dagunya pada puncak kepala Changkyun kemudian memejamkan matanya.

"Aku merindukanmu Kyun."

"Hmm..."

Changkyun tersenyum saat mendengar bunyi nafas teratur Jooheon beberapa menit kemudian dan lelaki manis itu ikut memejamkan matanya, menyusul Jooheon ke alam mimpi.



















































Changkyun tersenyum saat mendengar bunyi nafas teratur Jooheon beberapa menit kemudian dan lelaki manis itu ikut memejamkan matanya, menyusul Jooheon ke alam mimpi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Next stop guys!
😆😆😆

Erase (Jookyun)☑☑Where stories live. Discover now