Changkyun menggigit ibu jarinya resah setelah mendengar cerita Hoshi mengenai Chan tadi.
"Hyung hentikan. Kau bisa melukai jarimu."
Changkyun berhenti dan matanya menatap ke arah sofa dimana Chan sedang terlelap akibat kelelahan menangis.
"Aku harus bagaimana?" Changkyun mengusap wajahnya gusar sedangkan Hoshi menatap iba namun tidak mampu memberikan solusi.
"Hyung... apa tidak sebaiknya kalian bicarakan baik-baik?" Usul Hoshi. "Setidaknya, jika memang kalian memang tidak berniat untuk rujuk, berikan pengertian pada Chan."
"Aku... tidak tahu."
"Apa kau berniat rujuk kembali?"
Changkyun mengangguk ragu. "Dari dulu, aku sama sekali tidak menginginkan perceraian ini, kau tahu itu Hoshi."
"Ya, terkadang Jooheon hyung bisa menjadi sangat bodoh bukan?" Hoshi tertawa kecil. "Tapi serius, apa kau sungguh-sungguh ingin kembali padanya? Tidak ingin mencari kebahagiaan lain?"
Kali ini, Changkyun menggeleng mantap. "Kebahagiaan yang kuinginkan adalah terus bersamanya, membangun keluarga kecil yang bahagia bersama Chan dan aku berharap aku bisa mewujudkannya."
Hoshi mengangguk mantap kemudian berdiri dan menepuk celananya. "Kalau begitu, serahkan Jooheon hyung padaku. Aku yang akan bicara padanya."
***
From : Hoshi Kwon
Hyung, aku sudah bicara dengan Jooheon hyung.
Kalian bicarakan lagi secara pribadi ya?
Aku sudah buatkan reservasi di ruang VIP restoran AB nanti malam pukul 7 atas namaku.To : Hoshi Kwon
Terima kasih, Hoshi-ya :)
Lalu Chan bagaimana?From : Hoshi Kwon
Titipkan saja Chan padaku ;)***
Pukul 06.30, Changkyun masih duduk dengan resah di ruangannya. Chan sudah ikut pulang dengan Hoshi sejak pukul 5 sore tadi.
"Bagaimana ini?"
Entahlah, Changkyun merasa gugup tanpa alasan yang jelas hingga akhirnya waktu menunjukkan pukul 06.45 sore dan Changkyun memutuskan untuk berangkat menuju restoran AB yang tidak terlalu jauh dari kantor.
Jalanan agak sedikit padat hingga lelaki manis itu terlambat 10 menit dari waktu yang dijanjikan. Lelaki manis itu menyebutkan nama Soonyoung pada resepsionis dan langsung diantarkan ke depan ruang VIP.
Menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, Changkyun membuka pintu ruang VIP di hadapannya dan seketika itu juga pandangannya memburam karena air mata.
Kurasa memang tidak ada harapan lagi bagi kita berdua untuk kembali bersatu...