Jooheon memandangi wajah Changkyun yang sedang tidur dengan lelap itu, sengaja membawanya pulang ke apartemen milik Jooheon supaya lelaki manis itu bisa istirahat dibawah pengawasannya.
Suhu badan lelaki manis itu memang sedikit meningkat tadi, beruntung Jooheon bergerak cepat dan memberikan obat penurun demam. Sekarang suhu badan Changkyun sudah normal namun bibirnya masih terlihat agak pucat.
Melihat waktu yang sudah memasuki jam makan malam, Jooheon dengan terpaksa mengakhiri kegiatannya memandangi wajah damai Changkyun dan membangunkan mantan istrinya yang sudah tidur selama hampir 6 jam itu.
"Kyun? Ayo bangun. Makan malam dulu."
Changkyun mengangguk tapi enggan membuka mata. Lelaki manis itu mengubah posisinya menjadi duduk dengan mata yang tetap terpejam, membuat Jooheon terkekeh gemas melihatnya.
"Jja, buka mulutmu." Jooheon menyendok bubur hangat yang tadi sempat dibelinya itu dan menyuapkannya pada Changkyun.
"Bagaimana? Enak?"
Changkyun mengunyah dengan mata yang masih terpejam. "Eum... Aaaa..." Changkyun menggumam seadanya kemudian kembali membuka mulutnya.
Jooheon terus menyuapi mantan istrinya itu hingga buburnya habis kemudian memberikan obat sakit kepala saat lelaki manis itu mengeluh pusing.
"Jangan langsung berbaring." Cegah Jooheon ketika Changkyun hendak berbaring. "Kau baru saja makan lumayan banyak, nanti bisa muntah kalau langsung berbaring."
Jooheon kemudian membantu menata bantal di punggung Changkyun.
"Chan bagaimana? Apa dia rewel?" Tanya Changkyun sambil membuka matanya.
"Tidak. Dia bahkan sangat menurut pada Hoshi. Hoshi juga mengirimkan beberapa foto padaku. Sebentar."
"Aku merindukannya." Gumam Changkyun saat melihat foto Chan di ponsel Jooheon.
"Makanya, cepat sembuh."
"Eum... Terima kasih ya."
"Kau ini, seperti dengan siapa saja."
"Tetap saja, aku sudah merepotkanmu hari ini."
"Baiklah. Tapi berjanjilah satu hal padaku."
"Apa itu?"
"Berjanjilah untuk menjaga kesehatanmu, makan yang teratur dan juga istirahatlah yang cukup. Bisa kan?" Jangan membuatku khawatir Kyun...
"Eum, akan kuusahakan."