28

287 46 7
                                    

"Jadi begitulah..."

Wonwoo menoleh ke arah Changkyun sedari tadi hanya diam dan lelaki bermata rubah itu tidak dapat menahan tawanya saat melihat wajah Changkyun yang benar-benar menggemaskan.

Sudut bibir yang melengkung ke bawah dengan pipi yang digembungkan dan mata serta hidung yang memerah.

Wonwoo yakin sedari tadi Changkyun berusaha keras menahan tangisnya karena ia sudah berjanji tidak akan menangis.

"Ya! Kau kenapa??"

"Aku sudah janji tidak akan menangis!"

Wonwoo tersenyum lembut kemudian menarik Changkyun ke dalam pelukannya dan menepuk pelan punggung lelaki manis itu.

"Menangislah."

"Hiks... Pantas saja dia marah padaku... Hiks... A-apa yang harus aku lakukan Won?"

"Aku yakin dia tidak marah padamu Kyun. Dia sangat menyayangimu dan Chan."

"B-benarkah?"

Wonwoo mengangguk. "Sebenarnya, dia pernah mencarimu hingga ke Changwon. Dia datang ke rumahku saat kau dan Chan sedang pergi."

"Jooheon sudah tahu sejak lama bahwa kau ada di Changwon bersamaku. Saat ia datang ke rumahku pun ia tidak mengatakan apapun padaku perihal masalah gadis itu. Ia hanya berkata bahwa ia senang melihatmu baik-baik saja dan dia menitipkanmu padaku. Jooheon juga memintaku untuk merahasiakan kedatangannya ke Changwon karena ia tidak mau membebanimu."

Wonwoo bisa merasakan pelukan Changkyun padanya semakin mengerat. "Aku jahat sekali padanya... A-aku bahkan menyembunyikan fakta tentang kehamilanku darinya."

Wonwoo menggelang pelan. "Bukan salahmu. Aku yang minta maaf karena merahasiakan kedatangannya darimu. Harusnya waktu itu aku tidak menuruti permintaan Jooheon untuk merahasiakannya."

"Tapi... bagaimana bisa kau tahu masalah Soo Ji?" 

"Mingyu yang mencarikan informasi dan memberitahuku tadi."

"Hiks... Huhu... Aku merasa sangat jahat padanya... Bagaimana ini Won?"

Wonwoo hanya mengusap punggung Changkyun kemudian matanya melotot galak ke arah lelaki berwajah pucat yang sedang berusaha keras menahan tawanya.

Masuk ke kamarmu sana!

Ucap Wonwoo tanpa suara membuat Lee Jooheon mengangguk kemudian masuk ke dalam kamarnya. Posisi Changkyun memunggungi hingga lelaki manis itu tidak tahu jika Jooheon sedari tadi mendengar pembicaraannya dengan Wonwoo.



***



Jika kalian bertanya apakah Jooheon marah? Maka jawabannya adalah tidak. Jooheon tidak marah, hanya saja ia kecewa.

Kecewa pada dirinya sendiri yang tidak menyadari kehadiran anak keduanya.

Kecewa pada dirinya sendiri yang lagi-lagi tidak bisa menemani Changkyun melalui masa-masa kehamilannya.

Kecewa pada dirinya sendiri yang menjadi pengecut dan tidak berani menemui Changkyun sejak awal. Jika saja ia memiliki sedikit keberanian untuk menemui Changkyun dan sejak awal mengetahui tentang kehamilan Changkyun, mungkin semua tidak akan menjadi seperti ini.

Jooheon jadi teringat akan masa lalu, ketika ia sibuk mencari uang dan membiarkan Changkyun melewati masa sulitnya sendirian. 

"Hah..." Jooheon menghela nafas dan menatap kosong ke arah langit-langit kamar inapnya. Lelaki itu bahkan tidak sadar jika ada sosok lelaki manis yang hanya berani mengintip dari balik pintu.

"Kenapa tidak masuk saja sih??"

Suara dari luar membuat Jooheon menoleh dan pintu itu terbuka, menampilkan Changkyun yang salah tingkah dengan Wonwoo yang mendorong Changkyun agar masuk ke dalam kamar inap Jooheon.

"Selesaikan semuanya! Bicarakan baik-baik atau kau tidak boleh keluar dari kamar ini!" Ancam Wonwoo sebelum menutup pintunya dari luar sementara Changkyun menatap pintu yang tertutup itu dengan memelas.

"Changkyun..."

Jooheon menghela nafas saat Changkyun malah menggelengkan kepalanya dan enggan berbalik. Lelaki itu turun dari kasurnya dengan susah payah dan menghampiri Changkyun.

"Kenapa kemari??" Tanya Changkyun yang langsung menundukkan wajahnya.

"Karena kau tidak mau mendekat padaku." Jawab Jooheon.

"Aku bukannya tidak mau mendekat padamu. Aku tidak mau kau melihatku seperti ini!"

"Seperti ini itu seperti apa?"

"Ini!" Changkyun mengangkat wajahnya dan menunjukkan wajah sembabnya pada Jooheon. "Aku banyak menangis hari ini dan wajahku sembab! Bagaimana bisa aku memperlihatkan wajah jelek ini padamu??"

Jawaban Changkyun membuat Jooheon tertawa. "Siapa yang bilang kau jelek? Akan kuhajar dia."

"Kau akan menghajarku? Kan aku yang bilang bahwa aku jelek!"

Jooheon kembali tertawa. "Astaga!" Jooheon yang tidak tahan pun akhirnya memeluk Changkyun dengan gemas. "Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu."

Changkyun pun membalas pelukan Jooheon dan menyembunyikan wajahnya di dada Jooheon. "Aku juga."

Erase (Jookyun)☑☑Where stories live. Discover now