10

272 49 6
                                    

Adakah yang udah nonton "Color Rush" ??
😝😝😝






















Hari Senin, Changkyun sudah mulai kembali bekerja setelah merasa sehat. Berterima kasihlah kepada Hoshi yang rela menjaga Chan sampai hari ini, bahkan Hoshi yang mengantar Chan ke sekolahnya, sekalian modus pada mantan pacarnya yang bernama Lee Jihoon itu.

"Kau sudah tidak apa?" Tanya Ten begitu melihat Changkyun sudah masuk bekerja.

"Aku tidak sakit separah itu hyung. Jisung mana?"

"Membeli sarapan katanya. Oh! Aku ingin bertanya sesuatu padamu."

Changkyun mengerutkan keningnya. "Apa itu?"

"Kau dan Presdir tidak ada niatan untuk rujuk kembali?"


***


"Kau dan Presdir tidak ada niatan untuk rujuk kembali?"

Pertanyaan Ten kembali terngiang, bahkan berlembar-lembar kertas kosong pun telah berserakan di atas meja dengan coretan tidak berbentuk.

Jika ditanya niatan untuk rujuk, sebenarnya lelaki manis itu ingin, sangat ingin.

Tapi bagaimana jika hanya dirinya saja yang menginginkannya sedangkan Jooheon tidak?

Meskipun Jooheon berulang kali, sengaja atau tidak, telah menawarkan kembali sebuah pernikahan, tapi Changkyun tidak pernah merasa bahwa tawaran itu serius.

Lagipula, awal mula perceraian mereka juga berasal dari Jooheon.

Jadi... apa salah jika Changkyun berharap, Jooheon lebih serius untuk memperbaiki semuanya?

Ataukah Changkyun lebih baik menghapus semua keinginannya untuk kembali rujuk dengan Jooheon?





***




"Kau tidak mau pergi?"

"Aku akan menunggu Chan sampai masuk."

"Chan kan sudah masuk dari tadi."

"Maksudku sampai bel masuk berbunyi."

Jihoon mendengus sedangkan Hoshi tersenyum makin lebar melihat wajah sebal Jihoon yang sangat menggemaskan.

BRAK!!

"MOMMY DAN DADDY TIDAK BERPISAH!! HUWEEEEEE!"

Hoshi yang mendengar Chan berteriak pun berlari dengan panik menuju kelasnya diikuti Jihoon di belakangnya.

"Chan!"

"Hoshi hyung!! Huweeeeee~"

Chan berlari ke arah Hoshi yang segera berjongkok dan memeluk erat balita yang sudah dianggap seperti keponakan sendiri itu.

"Sstt, sstt, ada apa hm? Kenapa Chan berteriak seperti tadi?"

"Hiks... Jahat! Boo jahat! Dia bilang, mommy dan daddy pisah! Hiks... padahal kan tidak."

Hoshi menghela nafas sementara Chan mengeratkan pelukannya saat perbincangan yang berakhir perdebatan dengan temannya yang super cerewet bernama Boo Seungkwan itu terngiang di kepalanya.

"Rumah daddy besar sekali! Tapi apartemen mommy sangat nyaman! Nanti Chan kalau sudah besar mau buat rumah yang besar dan nyaman!!"

"Jadi daddy dan mommy mu tinggal di tempat yang berbeda?" Tanya Seungkwan penasaran.

"Eung!"

"Itu namanya mereka berpisah!"

"Huh??" Chan mengerutkan keningnya tidak suka. "Daddy dan mommy tidak berpisah!"

"Tapi kata mamaku, kalau tinggal di tempat berbeda itu namanya berpisah!"

"Tidak!"

"Iya!"

"Tidak!!"

"Iya!!"

"MOMMY DAN DADDY TIDAK BERPISAH!! HUWEEEEEE!"

"Hoshi hyung~ mommy dan daddy tidak pisah kan?? Hiks... Mommy... masih sama daddy kan??"

Hoshi menghela nafas lagi. Sepertinya Chan tidak akan bisa sekolah hari ini dengan mood berantakan seperti sekarang. Meskipun Chan hanya balita berusia 4 tahun, tapi jika ada yang mengganggu pikirannya maka balita gembil itu akan memikirkannya sepanjang waktu layaknya orang dewasa.

"Chan mau bertemu mommy?"

Chan mengangguk kemudian menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Hoshi. Lelaki Kwon itu kemudian menggendong Chan dan menatap Jihoon.

"Ji, maaf..."

"Tidak masalah. Akan kuuruskan surat ijinnya nanti."

"Terima kasih. Akan kuhubungi lagi ya."

Jihoon mengangguk kemudian menatap Hoshi yang melangkah menjauh dan tersenyum kecil saat ia melihat Chan yang masih sempat-sempatnya mengangkat wajah dan melambaikan tangan padanya untuk berpamitan dengan wajah sembabnya.

Erase (Jookyun)☑☑Where stories live. Discover now