24

256 45 5
                                    

"Eung?"

Changkyun membuka matanya dan terkejut saat menyadari dirinya kini telah berada di kamarnya yang berada di rumah Wonwoo.

"Eoh? Kau sudah bangun?"

"Wonu? Kenapa aku bisa di kamar? Chan kemana?"

"Chan sedang bermain dengan Jeongin dan tadi Brian hyung yang mengantarmu pulang. Dia juga yang menggendongmu ke kamar karena tidak tega membangunkanmu."

Changkyun mengerucutkan bibirnya. "Aku pasti merepotkan Brian hyung."

Wonwoo tersenyum kemudian duduk di samping Changkyun. "Kurasa dia menyukaimu."

"Dia siapa?"

"Brian hyung."

Wajah Changkyun memanas. "T-tidak mungkin."

"Eyyy~ wajahmu memerah Im." Goda Wonwoo sambil menusuk pipi gembil Changkyun dengan telunjuknya. 

Wonwoo menghela nafas lega. "Baguslah. Sepertinya kau sudah bisa melupakan lelaki brengsek itu."

Changkyun terdiam mendengar ucapan Wonwoo. Ia jelas tahu siapa lelaki brengsek yang dimaksud Wonwoo. 

"Wonu..."

"Hm? Ada apa?"

"Sejujurnya... Aku belum bisa melupakannya." Jawab Changkyun sambil menundukkan kepalanya membuat Wonwoo merasa tidak enak karena telah mengungkit tentang Jooheon.

"Tidak apa. Jalani saja semuanya pelan-pelan. Kau tahu kan, aku akan selalu berada di sini untuk mendukungmu? Terlepas nanti kau mau melanjutkan hidup dengan Jooheon atau Brian hyung, aku akan selalu ada untukmu. Kita kan sahabat."

Changkyun menoleh dan tersenyum lebar sambil menatap Wonwoo. "Mingyu benar-benar beruntung bisa mendapatkanmu."

"Hehe~ kau benar. Mingyu memang beruntung." Balas Wonwoo dengan penuh percaya diri membuat Changkyun tergelak kemudian mengusap perutnya.

"Won, aku lapar! Ambilkan aku makanan!"

"Aish! Untung aku menyayangimu!"

"Nado~"


***


Rumah kecil itu terlihat berantakan. Botol alkohol berserakan dimana-mana, belum lagi puntung rokok yang dibuang sembarangan. Aroma alkohol dan juga rokok memenuhi seluruh penjuru ruangan. Namun sosok yang tengah berbaring di atas sofa itu terlihat tidak peduli. Dia hanya menatap kosong ke arah langit-langit sambil terus menggumamkan dua nama orang yang paling dicintainya.

"Changkyun... Chan..."

Lee Jooheon terlihat kacau. Sangat kacau. Tubuhnya terlihat sangat kurus dengan kantung mata yang menghitam. Lelaki itu jarang mengisi perut dengan makanan dan malah meminum berbotol-botol alkohol, berharap ia dapat mabuk dan sejenak dapat bertemu dengan Changkyun dan juga Chan di dalam mimpinya.

"Aku merindukan kalian..." Gumamnya pelan sebelum matanya terpejam dengan senyum miris di bibirnya.


***


Changkyun terbangun di tengah malam dengan keringat membanjiri keningnya. Ia bermimpi mendengar suara Jooheon yang terus memanggilnya namun tidak dapat menemukan sosok lelaki tersebut. Jooheon bahkan menangis di dalam mimpinya, membuat Changkyun ingin sekali memeluk sosok yang masih dicintainya itu.

Changkyun menghela nafas pelan dan beranjak dari kasurnya untuk membuka jendela.

"Jooheon..." Gumamnya sambil menatap bulan yang bersinar dengan terang.

"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Changkyun entah kepada siapa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Changkyun entah kepada siapa. Lelaki manis itu mengusap perutnya dan meringis pelan saat bayinya menendang terlalu keras. "Apa kau juga merindukan daddy?"

Changkyun kemudian beranjak dan mengambil ponselnya, mencari kontak milik Jooheon yang sebenarnya sudah dihafal di luar kepala. Setelah kepindahannya ke Changwon, Changkyun memang mengganti nomor ponselnya dan menghapus semua akun media sosial yang ia punya untuk menghindari Jooheon, namun tetap saja, sekeras apapun berusaha ia tetap tidak bisa melupakan nomor ponsel milik Jooheon dan berakhir tetap menyimpannya di dalam ponselnya.

"Apa aku harus menghubunginya?" Gumamnya pelan kemudian menunduk menatap perut bulatnya. "Apa mommy harus menghubungi daddy?"

Sebuah tendangan pelan dari dalam sana seakan menjadi jawaban.

"Baiklah..." Changkyun menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan. "Ini dia..."

Changkyun me-loud speaker panggilannya. Jantungnya berdebar kencang karena gugup dan mulutnya seakan terkunci rapat saat Jooheon menjawab panggilannya.

"H-halo?"

Changkyun mengerutkan keningnya mendengar suara serak Jooheon. Lelaki manis itu menajamkan pendengarannya dan mendengar Jooheon yang sepertinya sedang merintih kesakitan.

"J-jooheon..."

"..."

"Jooheon? Kau baik-baik saja kan??" Changkyun menggigit ibu jarinya dengan cemas.

"A-aku... merindukanmu..."

BRAK!

"Jooheon?? Jooheon!"

Erase (Jookyun)☑☑Where stories live. Discover now