Chapter 8

847 119 14
                                    

To all the boys I've loved before

"Hei Gun kau kenapa ? Gun? Gun?"

Lalu dengan perlahan mataku tertutup. Ya tuhan, apa yang harus kulakukan..

.
.
.
.
.

"Hei... Hei... Gun bangunlah"

Aku pun terbangun setelah mendengar suara yang memanggil namaku "Uhm... Apa yang terjadi padaku?"

"Kau tadi pingsan sebentar, syukurlah kau sudah bangun.."

Lalu aku tersadar apa yang terjadi beberapa saat yang lalu, Ya ampun aku benar-benar malu kujawab saja sebisaku "Oh... Okay"

"Sini kemarikan tanganmu biar kubantu kau duduk" ucapnya sambil memegang kedua tanganku untuk membantuku duduk.

"Oke berhasil, kau mau ku panggilkan seseorang atau mau kuambilkan segelas air?" tawar Off

Aku menggelengkan kepalaku, "Tidak terima kasih, aku baik-baik saja.. ". Duhh.. aku tidak kuat untuk mengangkat wajahku apalagi menatap muka Kak Off gara-gara surat cinta sialan itu.

"Kau yakin ? atau mau ku antarkan ke klinik saja?"

Baru saja aku ingin menjawab, tiba-tiba menangkap siluet yang ku kenal seperti sedang mencari seseorang.

OMG!!! ITU TAWAN DAN SIALNYA DIA JUGA MEMBAWA SURAT CINTA TERKUTUK ITU!!!!

Oh tidak... aku harus melakukan sesuatu, entah bagaimana aku mendapat ide itu dan tidak punya pilihan lain.

Tanpa pikir panjang aku mendorong Off hingga posisinya berbaring di lapangan dengan aku berada diatasnya kupegang pipinya lalu kucium bibirnya.

"Oii mmpphh...."

Setelah ku rasa cukup lama melakukannya aku melepas ciumanku pada Off, kuangkat kepalaku lalu kulihat Tawan melihatku dengan terkejut dengan panik aku bangun dan buru-buru kutinggalkan Off yang masih shock di lapangan.

"TERIMA KASIH" Teriakku pada Off sambil berlari.

Aku terus berlari dengan kencang melewati Tawan, dia terus memanggilku tapi tidak kuhiraukan. Mana mungkin aku mau melayaninya, mau ditaruh mana wajahku!!!

Aku harus pulang ke rumah SEKARANG JUGA!!!

.
.
.
.
.

Sesampainya di rumah secepat kilat aku berlari ke kamar untuk memeriksa sesuatu yang berkaitan dengan semua kesialan hari ini. Kugeledah semua isi lemari bajuku ternyata kotak hadiah itu tidak berada disana. Bagaimana bisa kotak itu hilang??? Atau jangan-jangan..

Aku berlari ke bawah dan bertanya pada papa dengan panik.

"Papa, apa kau lihat kotak bundar berwarna hijau tosca yang dihiasi pita berwana peach ?" tanyaku dengan panik.

Ayahku yang sedang memasak di dapur dengan santai menjawab "wow calm down nak, bisakah kau memberi salam dulu pada papamu ini seperti 'aku pulang', 'tumben papa pulang cepat hari ini', atau mungkin menanyakan kabar-"

"Papa, aku benar-benar perlu tahu dimana kotak hijau itu sekarang oke!! Itu sangat penting bagiku!!" jawabku dengan kesal.

"Aku benar-benar tidak tahu nak, mungkin saja ikut terbawa di kotak sumbangan"

Aku tercengang... Aku sungguh panik. Ahhh... Stressed

"Kenapa? Kenapa ini harus terjadi padaku!!! Ini semua salahmu, aku benci semua ini!!!" umpatku pada Tuhan sambil menatap ke atas lalu berlari ke kamarku.

.
.
.

"Ada apa dengannya ?"

"Mungkin Kak Gun sedang PMS Pa"

"Haha, terserah kau saja Chimon jangan ganggu kakakmu hari ini moodnya sedang jelek"

"Well.. Sepertinya rencanaku berhasil sekarang semua terserah padamu kakakku sayang.. " gumam Chimon sambil tersenyum licik.

.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

To all the boys I've loved before II Gun Atthaphan Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang