Chapter 9

794 115 5
                                    

To all the boys I've loved before

"Well.. Sepertinya rencanaku berhasil sekarang semua terserah padamu kakakku sayang.. " gumam Chimon sambil tersenyum licik.

.
.
.
.
.

"Surat-surat itu sudah terkirim semua, tidak ada yang bisa kulakukan sekarang" gumamku. Aku terus saja mondar mandir sambil menggigit kuku tanganku.

Kenapa aku bisa jadi ceroboh begini sih? Biasanya aku selalu teliti apalagi ini menyangkut rahasia terbesarku rasanya aku ingin menghilang saja dari dunia ini. Off dan Tawan sudah membaca surat cinta itu, apa aku harus terus menghindari mereka? Dasar bodoh! aku dan mereka kuliah di kampus yang sama tentu saja itu susah!!

Ahhh!! Kepalaku benar-benar pusing memikirkan itu, tiba-tiba aku mulai berhalusinasi bahwa Tawan sedang di kamarku menatapku sambil tersenyum. Apa aku mulai gila atau aku memang sudah gila?? "Gun tenanglah. Aku tau kau selama ini suka padaku" ucap bayangan Tawan yang terlihat nyata.

"Lebih tepatnya pernah suka, Kau milik New" jawabku pada bayangan Tawan dengan tegas sambil menekan kalimat 'pernah suka'.

"Teruntuk Tawan aku selalu terjaga di malam hari karena selalu membayang jemariku menyusuri rambutmu, merasakan lengan kuatmu lalu-"

Sialan! bayangan sialan ketika membaca isi surat itu membuatku naik darah!

"Hentikan!!! Kau tidak nyata!!" teriakku dengan marah sambil menutup mata dan telingaku. Apa sih yang sedang kupikirkan ketika menulis hal sevulgar itu di surat sialan itu!

Entah mengapa aku berjalan ke arah jendela kamarku untuk mengecek sesuatu lalu kulihat Tawan keluar dari mobil dengan terburu-buru, mengapa dia datang ke rumahku? apa yang sedang dia dilakukan disini?

"Aku lebih nyata dibanding dia" ucap bayangan tersebut sambil mengeluarkan smirk-nya

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Chimon dengan tatapan bingung di depan kamarku. Mungkin saja adikku mendengarku sedang berdialog seorang diri seperti orang gila.

Aku yang terkejut saat mendengar suaranya mencoba dengan tenang kujawab "Nothing"

"Gun, ada temanmu Tawan datang ingin menemuimu" teriak ayahku dari bawah.

Aku membulatkan mataku "Bilang padanya kau tidak pernah melihatku" ucapku pada Chimon, lalu ku ambil tas ranselku dengan kecepatan kilat aku berlari dan melompat ke bawah melewati balkon kamarku. Setelah apa yang terjadi hari ini, tentu saja aku ingin kabur dan tidak ingin bertemu Tawan.

BRUUKK

Ouchh.. Sialan aku terjatuh dan rasanya sakit sekali! Tanpa memedulikan rasa sakit kakiku, aku pun bergegas mengambil sepedaku dan mengendarainya secepat mungkin. Akhirnya kuputuskan pergi ke cafe langgananku.

Setelah sampai, aku bergegas memakirkan sepedaku dan masuk ke dalam cafe. Dengan terengah-engah aku memesan ice americano. Setelah kudapatkan pesananku aku langsung duduk di dekat jendela cafe.

Dengan susah payah aku membuka sedotan untuk es kopiku, setelah terbuka kutancapkan ke gelas kopiku dan langsung meminumnya.

Saat sedang asik menikmati ice americano ku, seseorang memanggil namaku lalu duduk di depanku.

"Hai Gun.."

Oh Tuhan... Dia Kak Off!!

.
.
.
.
.
.
.
Tbc

To all the boys I've loved before II Gun Atthaphan Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang