To all the boys I've loved before II Gun Atthaphan Ver.

Chapter 37

To all the boys I've loved before

Bersama dengannya selalu membuatku merasa nyaman. Terkadang aku membiarkan diriku merasa kalau ini semua bukan pura-pura.

.
.
.
.
.
.

"Kau yakin tidak mau kutemani sampai ke depan pintu?" tawar Off setelah kami sampai di depan pintu gerbang rumahku.

"Tak perlu repot lagipula jaraknya tidak terlalu jauh dan ini sudah larut malam" ucapku berusaha menolak.

"Ok, Mm... Gun, apa besok malam kau sibuk?"

"Besok malam? Besok aku tidak sibuk tapi aku ada agenda khusus dengan adikku"

"Oh iya? apa itu?" tanya Off penasaran.

"Movie night bersama adikku di rumah, memang ada apa?"

"Apa aku boleh ikut?"

"Kenapa tiba-tiba kau tertarik? Ini hanya acara nonton bersama" tanyaku heran.

"Karena besok malam minggu, bukankah kita harus saling menghabiskan waktu bersama kita kan berpacaran" jelasnya.

Oh ya aku lupa, selama berbulan-bulan ini setiap malam minggu kami menghabiskan waktu bersama layaknya pasangan umumnya untuk menunjukkan pada dunia betapa mesranya kami seperti menghadiri pesta temannya, menonton pertandingan basket, menemui teman-temannya di cafe. Aku benar-benar lupa, soal yang satu ini.

"Mm... Terserah kau saja kalo ingin ikut, tapi apa kau sedang tidak acara besok? Bukankah biasanya kau selalu bersama teman-temanmu"

"Aku sedang butuh waktu santai dan rencananya aku ingin jalan denganmu besok tapi karena kau rencana lain kupikir aku bisa bergabung denganmu"

"Baik, silahkan saja kau ikut Chimon pasti juga tidak keberatan kau juga bisa mengajak adikmu"

Off yang mendengar jawabanku tersenyum lebar, "Kalau begitu sampai jumpa besok, good night Gun" ucapnya senang lalu pergi meninggalkanku.

Aku yang belum sempat mengucapkan salam padanya, bengong melihatnya hingga mobilnya menghilang dari pandanganku.

.
.
.

Sesampainya di rumah, aku langsung merebahkan diriku di sofa dan menutup mataku sebentar.

"Kak Gun, kau sudah pulang? Bagaimana acara makan malamnya? Kalian makan apa?" tanya Chimon.

"Kami makan hidangan hotpot" jawabku malas.

"What! Pasti enak sekali andai saja aku bisa ikut. Kau beruntung sekali punya pacar seperti kak Off"

"Chimon, besok malam Off ingin bergabung dengan kita. Apa dia boleh ikut movie night?"

"Tentu saja dia boleh ikut, dia kan pacarmu. Pasti besok seru, kita harus persiapkan camilan yang banyak besok terus-" ucapnya antusias.

Aku mendengar semua ocehannya memilih diam saja karena seharian ini aku lelah sekali. Sepertinya aku terlupa sesuatu? Tapi apa ya?

"Oh aku lupa bilang padamu, kemarin kau dapat surat-"

"APA? SURAT?" teriakku keras.

Chimon yang mendengar suara teriakku terkejut hingga melompat dari sofa sambil memegang dadanya. Secepat kilat aku bangun lalu menghampirinya dan memegang kerah bajunya.

"Surat apa itu? Dimana surat itu? Kenapa baru bilang sekarang?" tanyaku bertubi-tubi sambil memegang bajunya erat dan mengguncangkan badannya.

"lepaskan aku! aku tidak tahu itu surat-surat apa. Suratnya ada di meja kamarmu, kumohon lepaskan aku!"

Aku yang mendengarnya langsung melepaskan badannya dan berlari ke lantai atas menuju kamarku. Dengan panik aku mencari setiap sudut kamar hingga akhirnya aku menemukan beberapa surat yang tergeletak di meja belajarku.

Kulihat dengan seksama surat-surat itu, ternyata aku mendapat 2 surat yang gagal terkirim ke alamat yang tertera.

Aku yang melihatnya sangat senang dan berteriak bahagia, itu berarti 2 orang lainnya tidak menerima surat ini. Tunggu! bagaimana dengan surat yang satunya? Mungkin saja juga ikut gagal terkirim kan? Lagipula selain surat milik Tawan dan Off, semua surat itu adalah masa laluku yang cukup lama mereka semua pasti sudah pindah ke alamat yang baru.

Setelah sekian lama aku tersiksa dan stress memikirkan semua surat lainnya, akhirnya aku bisa bernafas dengan lega dan aku terus saja berteriak dengan bahagia di dalam kamar.

'Akhirnya tinggal sedikit lagi aku bisa mengakhiri ini semua! Aku benar-benar menantikannya' batinku senang.

.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc