Chapter 12

769 122 5
                                    

To all the boys I've loved before

Apa yang baru saja ku lihat tadi? Kenapa Tawan bersikap seperti itu??

.
.
.
.
.

Malam ini aku benar-benar tidak bisa tidur, tidak pernah aku membayangkan bahwa rahasia terbesarku terbongkar dalam sehari.

Aku yang sedang berbaring di kasurku tiba-tiba aku mendengar notifikasi chat di Handphoneku. Sial!! Ini Chat dari Tawan. Aku jadi semakin bingung dan gelisah.

"Oiii!!! Aku benar-benar tidak sanggup... Aku tidak siap berkata jujur pada Tawan" teriakku frustasi

"Apa kau tidak mau membalas pesanku?" ucap bayangan Tawan yang ikut berbaring disebelah kananku.

'Ah Sialan, Halusinasiku muncul lagi' Batinku dalam hati.

"Karena ada banyak hal yang ingin kubicarakan denganmu"

'Oke Stop!' Batinku dalam hati. Tiba-tiba aku memikirkan tawaran off padaku tadi sore. Tiba-tiba bayangan Off muncul disebelah kiriku.

"Itu tipuan yang keren bukan?" ucap Bayangan Off sambil tersenyum dan tiba-tiba bayangan Tawan menghilang disebelahku, saat itulah aku mulai memikirkan ide gila.

"Itu tipuan yang keren bukan?" ucap Bayangan Off sambil tersenyum dan tiba-tiba bayangan Tawan menghilang disebelahku, saat itulah aku mulai memikirkan ide gila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh My God..." ucapku sambil bangun dari kasurku yang ada di pikiranku saat ini adalah aku harus menemui Off.

.
.
.

Keesokkan harinya, aku memutuskan menemui Off. Aku terus berjalan mencarinya di fakultas olahraga dia pasti sedang berada di lapangan basket sekarang.

BINGO!! Ternyata naluriku benar. Dia sedang bermain basket dengan temannya, tanpa basa basi aku pun menghampirinya.

"Off Jumpol" teriakku. Off yang mendengar panggilanku menghampiriku di dekat kursi lapangan.

"Hei Gun, sedang apa disini?" Tanya Off sambil terengah-engah yang ku lihat masih dalam mode kelelahan.

"Apa tawaranmu yang kemarin masih berlaku?" Tanyaku to the point.

"Tentu saja, jadi apa jawabanmu?"

"Ok, Ayo kita lakukan itu"

"Are you sure?" tanya Off lagi.

"I was born ready" jawabku percaya diri.

Off yang mengerti ucapanku tersenyum, dia mendekat ke arahku kemudian menarik pinggangku dan langsung mencium bibirku.

Aku pun tidak menolak ciuman Off dan ikut membalas ciumannya. Ku nikmati lumatan yang Off berikan padaku, hingga ketika ciuman kami terlepas akibat pasokan oksigen yang semakin menipis di antara kami, aku baru ingat kami masih ada di lapangan.

Sesuai dugaanku, ada banyak orang yang melihat adegan ciuman kami. Aku yang terpaku dan warna mukaku yang sudah pasti memerah seperti tomat karena sedang menahan malu.

Ku tatap Off yang sedang tersenyum sambil menahan tawa melihat tingkahku.

"Ekhhmm... Aku akan ke kelas dulu nanti aku chat, semoga harimu menyenangkan" Ucapku sambil menundukkan wajahku mencoba menutupi rasa maluku, lalu melambaikan tanganku ke arahnya dan langsung memunggunginya. Aku terus berjalan meninggalkan lapangan tanpa melihat ke arah belakang.

"Bye bye .... Pacarku" Teriak Off.

'OMG, aku pacaran dengan Off!!' Batinku menjerit.

.
.
.
.
.
.
.
Tbc

To all the boys I've loved before II Gun Atthaphan Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang