To all the boys I've loved before
Terkadang memendam adalah pilihan satu-satunya agar semua terlihat baik-baik saja. Some secrets are better left at that as secrets.
Pada akhirnya aku hanya bisa memendam sendiri rasa kalutku, as always.
.
.
.
.
.
."Ehem... Ehem... Sepertinya ada yang sedang kasmaran nih"
Aku yang mendengar suara Chimon hanya bersikap cuek saja dan memilih melanjutkan mencuci sayuran dan buah untuk bekal makan siang nanti.
"Hei, Gun atthaphan apa kau akan terus cuek padaku?" tanya Chimon lagi dengan nada kesal.
Aku terus saja tidak menghiraukan panggilannya seolah-olah dia tidak ada. Aku masih kesal dengan kenakalannya dan sikapnya yang terus tidak sopan padaku.
Setelah beberapa menit ku diamkan, Chimon mendekatiku dan menatapku dengan mata memelas.
"Ok... Ok... Aku menyerah, aku minta maaf, please talk to me..." mohon Chimon.
"Minta maaf untuk apa? Apa kau tahu salahmu?" tanyaku mengujinya.
"Hmm.. Bisa bantu ingatkan aku lagi? Aku lupa hehe.." ucapnya sambil tersenyum nyengir.
"Lupakan saja-..."
"Ok.. ok.. Aku ingat salahku, Maaf atas kata-kataku kemarin dan..."
"Dan apa?"
"Dan tidak menghormatimu sebagai orang yang lebih tua, I'm Sorry" lanjut Chimon sambil menundukkan kepalanya.
Aku yang melihat kesungguhannya meminta maaf padaku, aku tersenyum dan menepuk pundaknya.
"Baiklah, aku memaafkanmu... Apa kau lapar?"
"Hehe, sangat lapar kak" ucapnya tersenyum lebar.
.
.
.Aku berdiri di pinggir lapangan sambil memperhatikan Off yang sedang bermain basket bersama teman-temannya. Aku berdecak kesal ketika telingaku mendengar teriakkan para gadis memanggil nama Off.
Aku takjub dengan energi mereka yang terus saja berteriak menyemangati Off tanpa lelah. Setelah beberapa menit menunggu, Off yang menyadari kehadiranku tersenyum melihatku dan langsung berlari menghampiriku.
"Hei Gun, sudah berapa lama kau menungguku?" tanya Off terengah-engah.
"Tidak lama, aku baru sampai beberapa menit yang lalu" jawabku sambil memerhatikan penampilannya yang penuh air keringat. Aku segera mengambil handuk dari dalam tasku dan memberikan handuk padanya.
"Pakailah handuk ini untuk lap keringatmu" ucapku sambil menyodorkan handuk padanya.
Off mengangkat sebelah alisnya lalu berkata, "Wah pacarku ini sangat perhatian ya, tapi sayang sekali tanganku pegal setelah bermain basket"
Aku yang mendengarnya mengerutkan alisku, "Lalu harus bagaimana?" tanyaku bingung.
Off terkekeh geli "Tolong kamu bantu lap keringatku ya ya ? Please" pintanya padaku sambil mendekatkan wajahnya pada wajahku.
Aku yang melihat wajahnya yang sangat dekat denganku menjadi terdiam dan ku rasakan detak jantungku berdetak sangat kencang.
'Ada apa denganku? Kenapa tiba-tiba detak jantungku berdetak sekencang ini?'
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
To all the boys I've loved before II Gun Atthaphan Ver.
Fanfiction[COMPLETE] First of all, cerita dan semua cast ini terinspirasi dari trailer youtube. Gun Atthaphan suka menulis surat cinta secara rahasia kalau dia sedang jatuh cinta namun bagaimana jadinya jika semua surat cinta yang ia buat sudah tidak menjadi...