To all the boys I've loved before
"Gun, kita harus bicara" ucap Tawan to the point.
Aku yang pada awalnya kaget langsung bersikap terlihat biasa di hadapannya. 'Ya tuhan, semoga aku bisa melalui ini' ucapku dalam hati.
.
.
.
.
.
."Apa yang mau kita bicarakan" tanyaku pada Tawan.
"Apa kau dan Off benar-benar berpacaran? Jika iya, apa alasannya?"
"Kami memang berpacaran dan untuk alasannya kenapa aku harus memberitahumu?"
"Tentu saja aku harus tahu alasannya karena menurutku itu aneh, kau yg selama ini tidak tertarik berpacaran menjadi-"
"Maaf untuk urusan itu aku tidak bisa memberitahumu itu privasiku dan soal alasan aku berpacaran dengan Off bukanlah urusanmu" jawabku tegas.
"Tapi Gun, tetap sa-"
"Sorry apa aku mengganggu obrolan kalian?" tanya Off tiba-tiba.
Aku merasa lega kak Off datang di saat yang tepat karena perasaanku yang saat ini campur aduk dan sangat membutuhkan pertolongan.
"Tidak, baru saja kami selesai mengobrol.. Ayo kita pulang Kak" jawabku langsung menghampiri Kak Off dan memegang tangannya.
"Tay, kami pergi dulu sampaikan salamku pada New" ucapku sebelum kami pergi.
Fyuhhh... Akhirnya aku bisa bernafas lega.
.
.
."Untunglah kau datang di saat yang tepat, terima kasih ya Kak" ucapku saat kami sudah di dalam mobil.
"It's Ok. Setidaknya rencana kita berhasil...." jawabnya sambil menyetir.
"Tiba-tiba aku merasa lapar? Kau mau tidak menemaniku makan?" Tawar Off.
"Ok, terserah kau saja" jawabku tersenyun dan mengangguk kecil.
.
.
."Ngomong-ngomong kau hebat malam ini, Mild terlihat kesal sekali" ucap Off senang.
"Tidak juga, justru aku merasa sangat kacau sekarang. Aku merasa seperti bukan diriku yang biasanya kau tahu" ucapku sambil mengunyah kentang goreng.
"Aku senang kau tidak takut dengannya" ucapnya terkekeh.
"Aku bukan takut dengannya, aku hanya tidak suka memancing amarah orang, aku cinta damai!" jawabku protes.
"Tapi saat itu kau tidak diam saja saat Mild mengejekmu, lalu kau membalasnya dengan keren dan menurutku kau memang selalu keren" puji Off padaku.
"Benarkah? Apa aku memang sekeren itu?" tanyaku bingung karena aku merasa diriku biasa saja.
"Ya, tentu saja, kau hanya tidak menyadari bakatmu. Kau itu baik, pekerja keras, kreatif dan unik. Kau tahu semua karya fotomu itu sangat keren." ucapnya antusias.
Hari ini, entah sudah berapa kali aku mendengar kata-kata manis dari kak Off. Semua kata-katanya membuatku tersenyum sendiri dan dia juga menyadarkanku bahwa aku juga istimewa.
"Terima kasih atas pujiannya kak Off" jawabku tulus.
Tiba-tiba aku mendengar suara notifikasi, suara itu berasal dari ponsel Off. Saat dia melirik ponselnya sekilas, raut wajahnya langsung berubah.
"Ada apa?" tanyaku penasaran.
"Mild, dia mengirimiku chat sejak tadi dan aku cukup lelah membalas chatnya. Terkadang dia menjengkelkan" keluhnya.
"Woah aku cukup kaget dia se-agresif itu padahal saat di pesta tadi kalian tidak saling bicara sama sekali"
"Mild memang seperti itu, dia punya gengsi yang tinggi apalagi kami sudah putus. Mungkin dia tidak nyaman dengan pandangan orang lain jika kami terlihat tidak saling biasa saja."
"Jadi, intinya kalian masih saling berhubungan?" tanyaku santai sambil menyilangkan kedua tanganku di depan dadaku.
"Sejak kami putus awalnya tidak sesering itu, tapi sejak kita terlihat olehnya dia lumayan sering menghubungiku"
Aku yang mendengarnya hanya menganggukkan kepalaku dengan senyum jahil terpatri di wajahku.
"Apa? Kenapa kau melihatku begitu?" tanya Off bingung.
"Hmm... Tidak ada apa-apa"
"Hei, kau terlihat seperti sedang menghakimiku sekarang" katanya sebal.
"Haha, aku merasa kau itu seorang budak cinta, aneh rasanya kau masih berhubungan dengan mantanmu" jawabku sambil tertawa geli.
"Maaf, jadi sekarang kau seorang ahli percintaan? Kau bahkan tidak pernah pacaran" ucapnya sarkastik sambil menatapku dengan remeh.
"Kau sendiri bagaimana? Kau hanya baru sekali berpacaran dan saat kalian putus kau sangat terobsesi pada Mild."
"Aku tidak terobsesi dengannya!"
"Kalau begitu buktikan! Jangan balas chat Mild malam ini"
"Ok, aku terima tantanganmu. Untuk seorang yang pendiam sepertimu, kau ternyata punya banyak pendapat ya"
"Mungkin karena tidak pernah ada yang jujur padamu sebelumnya"
"Baiklah kalau begitu, jawab pertanyaanku dengan jujur. Kenapa kau tidak pernah pacaran?" tanya Off pelan.
Sesaat aku terdiam, lalu ku jawab "Entahlah, mungkin karena tidak ada yang suka padaku."
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
To all the boys I've loved before II Gun Atthaphan Ver.
Fanfiction[COMPLETE] First of all, cerita dan semua cast ini terinspirasi dari trailer youtube. Gun Atthaphan suka menulis surat cinta secara rahasia kalau dia sedang jatuh cinta namun bagaimana jadinya jika semua surat cinta yang ia buat sudah tidak menjadi...