To all the boys I've loved before
"Bye bye .... Pacarku" Teriak Off.
'OMG, aku pacaran dengan Off!!' Batinku menjerit.
.
.
.
.
.'Tarik nafas lalu hempaskan, tarik nafas lalu hempaskan lagi...' Batinku mencoba menenangkan diriku. Tiba-tiba aku mendengar teriakkan, "Gun!! Gun, kau dimana?" teriak Punn.
Setelah berhasil menemukanku, Pun berlari menghampiriku yang sedang duduk sila di karpet.
"Gun, aku dapat berita yang sangat heboh hari ini... Apa kau benar pacaran dengan Off sang atlet Oppa?!?" tanya Punn. Sesuai perkiraanku, baru beberapa jam berlalu ternyata beritanya sudah cepat sekali menyebar.
"Ya, itu benar" jawabku santai.
"WHAT?! Kok bisa? Jelaskan semuanya padaku dan kenapa kau seperti terlihat biasa saja?!!" Tanya Punn Penasaran.
"Memangnya aku harus bersikap bagaimana Punn? Ini kan hanya antara aku dan kak Off saja kenapa kau yang heboh?"
"Tentu saja ini berita paling menghebohkan Gun, aku yang selama ini mengenalmu yang tidak tertarik dengan hubungan pacaran tiba-tiba berpacaran dengan salah satu Lelaki paling populer di kampus! Tentu saja aku kaget!!"
"Ya pokoknya aku dan dia sepakat untuk pacaran, itu saja yang bisa aku ceritakan..." jawabku.
"OMG, aku benar-benar bahagia untukmu... Semoga hubunganmu dan Off lancar ya" Ucap Punn.
"Ya, ya sekarang biarkan aku sendiri sejenak, aku sedang ingin meditasi.."
"Eh, tunggu sebentar!! Boleh aku tanya satu hal lagi?"
"Apa lagi Punn?"
"Apa itu berarti kau benar-benar sudah melupakan Tawan? Makanya kau berpacaran dengan Off?"
Sejujurnya aku bingung untuk menjawabnya, jadi aku hanya diam saja dan menolak menjawabnya.
.
.
.Sore ini, aku dan kak Off tengah duduk di sebuah bangku yang terlindungi oleh pohon rindang yang berada di taman kampus. Kami duduk saling berhadapan dengan sebuah kertas dan pulpen di atas meja diantara kami.
"Jadi, untuk permulaan kita harus membuat sebuah kontrak dan kita harus sepakat untuk aturannya" ucapku sembari menuliskan sesuatu diatas kertas.
Off yang baru selesai menenggak Colanya, menaruh minumannya dan berkata "Oh ayolah!! Apa ini perlu dilakukan? Ini jadi tidak menyenangkan Gun..."
"Tentu saja penting! Ini untuk kebaikan kita bersama lagipula kita tidak pacaran sungguhan" Jawabku tegas.
"Oke, jadi apa peraturan yang pertama?"
"Pertama, aku tidak ingin kau menciumku lagi, lalu kedua..."
Kak Off membolakan matanya, "Apa kau gila? Kalau seperti itu siapa yang akan percaya kalau kita sedang pacaran"
"Kita kan bisa pakai cara lain untuk menunjukkannya seperti saling berpegangan tangan atau yang lainnya dan itu pun sudah lebih dari cukup, memangnya kita harus selalu memamerkan ciuman kita ke semua orang begitu?"
Off menggelengkan kepalanya, "Hei kita bukan hidup di jaman 80-an. Memangnya ada apa dengan sebuah ciuman? Apa itu penting?"
"Tentu saja itu penting bagiku! Aku tidak mau segala hal yang 'pertama' bagiku diawali dengan kepalsuan. Jika aku ingin berciuman, aku mau ciuman sungguhan yang sebenarnya bukan palsu"
"Ok aku paham tapi asal kau ingat saja, kau yang menciumku duluan"
Ucap OffSKAKMAT! Oke dia benar, aku yang mengawali semua ini. Sepertinya aku tidak punya pilihan.
"Baik, bagaimana kalau begini saja... Kau boleh menciumku tapi hanya saat kita berakting saja dan aku mau kau tidak terlalu sering melakukan itu. Deal?" tawarku padanya.
"Baik, aku tidak masalah dengan itu" jawab Off.
"Ok, peraturan selanjutnya kau tidak boleh memberitahukan siapapun tentang hubungan 'palsu' ini" ucapku sambil menuliskan perjanjian di kertas yang diikuti anggukan Off sebagai tanda setuju.
"Itu saja dariku, bagaimana denganmu?" tanyaku padanya.
Off yang seperti tengah berpikir dengan pelan mengatakan "Aku bisa menuliskan notes untukmu setiap kali kita sedang bersama".
"Kenapa kau ingin melakukannya? Bukankah itu merepotkan bagimu?" tanyaku penasaran.
"Karena Mild selalu ingin aku melakukan itu saat kita pacaran, tapi tidak pernah aku lakukan. Jika Mild tahu aku melakukannya untukmu, dia pasti akan sangat kesal" jelas Off.
Entah kenapa aku kesal mendengarnya, "Wow, Romantis sekali" jawabku sambil tersenyum mengejek.
"Oh.. yang selanjutnya aku ingin kau selalu menemaniku baik saat aku latihan, pertandingan dan pesta-pesta termasuk pesta reuni" ucap Off.
"Wow... Tunggu dulu, itu kan masih 3 bulan lagi memangnya kau yakin hubungan ini akan bertahan lama lebih dari itu?"
Dengan santai dia menjawab, "Dengar, semua orang pasti akan pergi dengan pacarnya. Jika dalam waktu dekat aku masih tidak bersama Mild bukankah lebih baik aku pergi bersama denganmu saja sebagai pasanganku" jelasnya padaku.
Mendengar penjelasannya itu kurasa tidak masalah jika aku ikut, "Baik, tapi sebagai gantinya aku ingin kau setiap hari mengantarku dan menjemputku"
"Deal" jawabnya sambil merebut kertas di tanganku, lalu menandatangani perjanjian itu.
Akhirnya, list perjanjian aku dan Off telah selesai dibuat.
Aku pun mengajak Off bersalaman layaknya sedang melakukan rapat besar dan dia tertawa ringan melihat uluran tanganku lalu membalas jabatan tanganku.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
To all the boys I've loved before II Gun Atthaphan Ver.
Fanfiction[COMPLETE] First of all, cerita dan semua cast ini terinspirasi dari trailer youtube. Gun Atthaphan suka menulis surat cinta secara rahasia kalau dia sedang jatuh cinta namun bagaimana jadinya jika semua surat cinta yang ia buat sudah tidak menjadi...