Chapter 42

573 96 3
                                    

To all the boys I've loved before

Benar... aku harus bicara terus terang dengannya dan setelah kupikir-pikir aku harus mengakhiri hubunganku dengannya secepat mungkin sebelum semakin bertambah rumit.

"GUN"

.
.
.
.
.
.

Aku yang mendengar suara memanggil namaku mencari ke asal suara tersebut, ternyata yang memanggilku adalah Off.

Kulihat dari kejauhan Off berjalan ke arah tempatku dan sepertinya dia terlihat kesal. Tawan yang juga menyadari kehadiran Off tiba-tiba memegang pundakku.

"Kau ingin aku menemanimu?" tawarnya padaku.

"Tidak perlu, aku bisa mengatasinya sendiri sebaiknya kau pergi sekarang"

"Ok... Aku pergi sekarang" pamitnya padaku lalu meninggalkanku.

"Apa-apaan itu? Kenapa kau bersamanya?" tanya Off dengan nada tinggi.

Aku tidak pernah melihatnya seperti ini sejak kami mengenal satu sama lain. Matanya terlihat sangat marah sepertinya suasana diantara kami akan semakin memanas.

"Aku hanya bicara padanya, kenapa kau marah?" balasku.

"Apa kau bercanda? Aku belum berbicara denganmu selama 3 hari karena aku tidak ingin mengganggumu. Aku berusaha untuk tidak menemuimu tapi apa yang kulihat sekarang? Kau sedang bersama dengannya! Tentu saja aku marah karena aku melihat pacarku sedang berduaan dengan Tawan" jelasnya dengan emosi.

Aku tercengang mendengar alasannya. Apa situasinya berbalik sekarang? Jadi sekarang ini semua salahku, huh?!

"Jadi hanya aku yang salah, begitu? Lalu bagaimana denganmu, kau juga sering bertemu Mild kan?" umpatku padanya. Sial, Aku merasa seperti seorang istri yang cemburu karena dia selingkuh dariku.

"Tunggu... Jadi kau sekarang memataiku?"

"Itu konyol! Kebetulan saja aku tidak dengan sengaja melihat kalian hari ini" jawabku kesal.

"Oke, aku memang menemui Mild. Lalu kenapa?! Kau bahkan tidak pamer hubungan kita di Instagram"

"Apa untungnya aku melakukan itu jika pada akhirnya kita akan berpisah lagipula hubungan kita hanya pura-pura"

"Bisakah selama sejenak kita tidak membahas hubungan palsu ini dan fokus membahas diri kita masing-masing"

"Off, kupikir kita berdua tidak pernah membayangkan akan sejauh apa hubungan ini... Tapi sekarang aku sudah berteman lagi dengan Tawan dan Mild juga ingin kembali padamu... Kurasa ini saat yang tepat untuk mengakhiri ini"

Off tertawa sarkastik setelah mendengar perkataanku "Aku tidak percaya kau minta putus denganku sebelum acara reuni. Kita punya perjanjian Gun, kau tidak bisa putus denganku sekarang!"

"Tentu Aku ingat dengan perjanjian kita, tapi itu hanya berlaku jika kita masih bersama..."

"Kita masih bersama!" ucapnya cepat memotong perkataanku.

"Kau hanya ingin menghindar karena kau takut" lanjutnya lagi.

"Kenapa aku harus takut?" tanyaku bingung.

"Hanya kau yang tahu jawabannya Gun" ucapnya datar.

Ucapannya membuatku tertegun karena tebakannya memang benar bahwa aku memang takut. 'Bagaimana caraku memberitahumu jika aku tidak mau datang acara reuni karena aku mulai punya perasaan padamu, aku tidak bisa... Aku merasa tidak sanggup mengungkapkan perasaanku' batinku dalam hati menatap wajah Off.

"Gun, aku tahu sekarang kau sedang bingung karena semua tingkahku akhir-akhir ini... Tapi aku sama sekali tidak pernah berniat mempermainkanmu"

"Baiklah... Kita tidak akan putus sampai di acara reuni nanti, setelah itu urusan diantara kita harus selesai"

Setelah aku mengucapkan itu, aku langsung pergi meninggalkan Off di taman. Setelah menjauh darinya di dalam lubuk hatiku aku bergumam "Aku mencintaimu".

 Setelah menjauh darinya di dalam lubuk hatiku aku bergumam "Aku mencintaimu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Di ruang klub fotografi aku menyandarkan tubuhku di kusen jendela sambil memandangi pendar-pendar lampu kota yang memantul dan semilir angin malam yang menerpa wajahku.

Suara pintu yang terbuka perlahan membuatku menggerakkan kepalaku sedikit. Terlihat sosok Punn muncul dari balik pintu, ia menatapku heran lalu berjalan ke arahku.

"Kenapa kau masih disini? Kenapa kau belum pulang? Apa kau ada pekerjaan disini?" Tanya Punn yang juga ikut bersandar di kusen jendela.

"Aku sedang ingin menyendiri disini sebentar..."

"Apa kau akan hadir di acara reuni nanti?"

"Aku berencana tidak hadir, tapi aku tidak punya pilihan lain karena kak Off bersikeras menyuruhku hadir disana"

"Hei, kau harus hadir! Jika kau tidak hadir Mild akan mencoba merebut pacarmu. Kau harus pergi!"

"Ya sudah Biarkan saja. Aku sudah muak melihat Mild yang selalu menatapku seperti ingin membunuhku" jawabku malas.

"Ayolah... Kau jangan cepat menyerah Gun. Mild selalu mendapatkan apa yang diinginkannya dan itu omong kosong! Pokoknya akan kupastikan kau hadir disana agar kau bisa membalas Mild!"

Aku menghelas nafasku kasar dan diam sejenak, kemudian aku menatap Punn dengan dalam "Aku lelah terus menjadi orang ketiga diantara mereka. Dulu aku terjebak diantara Tawan & New, sekarang aku mengalami hal yang sama lagi, Aku benar-benar lelah"

"Gun, menurutku sejak kau bersama dengan Off kau terlihat lebih ceria & bahagia. Kau bukan penghalang cinta siapapun justru kau harus memperjuangkan cintamu"

"Kenapa kau seyakin itu? Aku bahkan tidak yakin dia sudah melupakan Mild"

"Karena setiap saat Off memandangimu aku melihat tatapan cinta yang dalam di matanya"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

To all the boys I've loved before II Gun Atthaphan Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang