Chapter 38

576 87 3
                                    

To all the boys I've loved before

Setelah sekian lama aku tersiksa dan stress memikirkan semua surat lainnya, akhirnya aku bisa bernafas dengan lega dan aku terus saja berteriak dengan bahagia di dalam kamar.

'Akhirnya tinggal sedikit lagi aku bisa mengakhiri ini semua! Aku benar menantikannya' batinku senang.

.
.
.
.
.
.

"Lagi bikin apa kak? Mau aku bantuin gak?"

Aku yang mendengarnya menoleh ke arah suara familiar itu berasal. Tentu saja aku sudah sangat hafal dengan suara cempreng itu milik Chimon yang setiap hari terdengar di telingaku. Namun, kalimat terakhir yang Chimon lontarkan berupa pertanyaan itu sedikit menggelitik hatiku.

"Kamu ingat gak terakhir kali kamu membantuku aku membuat cake?" tanyaku seraya menuangkan air mendidih ke dalam adonan coklat.

"Hehe... Yang kuingat cuma omelan kak Gun waktu itu" sahutnya dengan wajah sok innocent.

"Kau memang pantas di omel waktu itu" ucapku sambil menegakkan badan dan menatap Chimon.

"Ku suruh masukkan gula, kau malah memasukkan garam ke adonan. Kau sendiri masih tidak bisa membedakan antara garam dan gula. Apa kau sedang bercanda denganku? Hah?" cetusku.

Setiap kali Chimon membantuku di dapur selalu saja berakhir dengan kekacauan, kali ini dia tidak boleh mengacaukan masakanku lagi.

"Namanya juga first trial, kak. Pasti kali ini aku bisa bantuin kakak dengan baik hehe"

"First trial pantatmu, sudahlah jangan ganggu aku" ucapku jengkel.

"Aku kan cuma ingin tanya kak, masa gitu aja gak boleh" keluhnya.

Dengan menghela nafas panjang aku menoleh ke arahnya "Ya sudah. Apa yang ingin kamu tanyakan?" tanyaku dengan mata menyipit.

"Lagi bikin apa?" tunjuk Chimon dengan dagunya.

"bikin kue brownies, sudah ku jawab kan? Sudah sana pergi hush.. hush.." usirku tapi Chimon tetap saja diam di dapur dengan muka cemberut.

Ting tong ...

"Tuh ada bunyi bel, sana kamu pergi aku sedang sibuk sekarang" lanjutku lagi, akhirnya Chimon pergi meninggalkanku di dapur dan berjalan keluar ke arah pintu gerbang.

Aku pun kembali fokus dengan kegiatanku dengan mempersiapkan alat dan bahan-bahan lainnya. Aku berjalan menuju kulkas dan membukanya untuk mengambil beberapa telur, setelah aku mengambilnya kututup pintu kulkas lalu aku kaget melihat wajah Off yang tengah bersandar di kulkas.

"Kamu?! Kenapa kamu disini sekarang?" tanyaku bingung, ini kan masih sore kenapa dia datang sekarang.

"Aku berusaha menghubungimu sejak tadi tapi kau tidak membalasku sama sekali, kupikir terjadi sesuatu padamu makanya aku kesini" jelasnya.

"Apa? Hanya karena aku tidak langsung membalasmu kau langsung kesini? Memangnya kamu tidak bisa bersabar sedikit lagi? Aku pasti akan mengabarimu" omelku padanya.

To all the boys I've loved before II Gun Atthaphan Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang