26 : SURABAYA

1.1K 112 62
                                    

Karena kabar Lia diculik sudah diketahui oleh orangtua Lia dan juga orangtua Genta, kini gadis itu tengah ditemani oleh ayah dan ibunya di dalam kamar VIP.

"Tong ceurik atuh, Ta! Ngerakeun" Hasan menepuk-nepuk bahu Genta (Jangan nangis, Ta! Malu-maluin!)

Genta menggeleng lemah "Genta ga nangis..."

"Heeuh, cuma berkaca-kaca kitu maksudna?" Tanya Hasan yang melihat mata Genta yang sembab.

"Ayah cicing heula atuh!!! Genta teh keur lieur!!!" Genta mengusak rambutnya frustasi (Ayah diem dulu dong!!! Genta lagi pusing!!!)

Zahra menepuk bahu Hasan dengan kencang "Diem dulu lah, yah! Anaknya lagi pusing malah diajak ngomong terus!"

Hasan menghela nafasnya. Mengalah karena ia tau ucapnya istrinya benar.

Tak lama ayah dan ibu Lia keluar dari ruang inap tersebut. Wajahnya nampak kecewa.

Genta berdiri dan mengatupkan dua tangannya di depan tubuhnya "Maafin Genta Om... Tante..."

Samuel menatap Genta tenang "Sebenernya om ga bisa nyalahin kamu karena ini kecelakaan. Tapi... Jujur om kecewa."

Genta menunduk semakin dalam.

"Harusnya kamu bisa bantuin om, bikin Lia aman. Tapi kenapa kejadian kayak gini bisa sampe dua kali??" Tanya Samuel lagi.

Hasan memegang satu bahu Genta "Anak saya juga sama shocknya soal kejadian ini. Kita sama-sama ga pernah punya bayangan kalo perempuan itu bisa kabur dari penjara dan ngelakuin hal yang sama ke Lia lagi. Jadi tolong, Sam, pikirin keadaan mereka berdua dulu. Baru kamu bisa ngomong kecewa sama anak saya."

Ayah Hasan memang biasa bercanda, tapi saat ia serius, semua orang tidak akan bisa berani menentangnya.

Samuel akhirnya hanya bisa menghela nafasnya "Oke... Kayaknya Genta juga harus liat keadaan Lia gimana"

Genta mengangguk saat Samuel menyuruhnya masuk dan menemui Lia.

Ia membuka kenop pintu, Lia tengah duduk bersandar, tangannya tertancap selang infus.

Tatapannya dan Genta bertemu.

Dan detik itu pula Lia kembali menangis.

Genta menghampiri Lia dan langsung memeluknya dengan hati-hati.

"Kamu aman sekarang, Li..." Ucap Genta sambil mengusap kepala Lia penuh sayang.

Lia menangis semakin kencang sambil memegangi jemarinya sendiri "Cincin aku... Hiks..."

Genta menggenggam tangan Lia "Gapapa Li... Gapapa... Semuanya bakal baik-baik aja..."

Lia mendongak perlahan, kemudian ia menatap Genta dengan tangisan yang belum berhenti "Aku minta maaf..."

Genta mengerutkan dahinya "Minta maaf? Kenapa minta maaf? Harusnya aku yang minta maaf ke kamu..."

Lia kembali menunduk "Maaf tadi aku ga dewasa..."

Genta mendengarkan dengan seksama.

"Aku tadi mau nyamperin kamu... Tapi waktu aku liat kamu lagi ketawa-ketawa sama Gina... Aku... Aku marah..." Lia mencengkram kuat selimutnya.

Rasa bersalah kembali menjalar di hati Genta. Ia tidak tau kalau pertemuan dadakannya dengan Gina tadi bisa membawa masalah sebesar ini.

"Maaf aku malah pergi dan ga dengerin kamu dulu... Padahal aku tau kamu pasti punya alasan kenapa kamu bisa makan sama Gina kan? Aku stress karena kerjaan aku banyak, dan kamu juga lagi sibuk sampe waktu kita habis buat kerjaan doang... Dan akhirnya waktu aku liat kamu sama Gina tadi... Aku marah. Aku sempet mikir kalo kamu selama ini-" Ucapan Lia terhenti karena ia tak sanggup melanjutkan.

Mellifluous | Spin-off Ethereal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang