[Ineffable Universe Phase 1]
"I like you very much. Just as you are." - Bridget Jones's Diary
Kisah 'panjang' yang mereka alami belum cukup untuk benar-benar mengerti apa arti cinta sebenarnya. Karena terkadang cinta bukan hanya tentang status, teta...
Disela-sela jadwal Nathan yang super sibuk, ia masih bisa meluangkan waktu 3 jam untuk datang ke rumah sakit dan menghampiri psikolog yang sudah seperti saudaranya sendiri itu.
Saat Nathan menghampiri meja resepsionis untuk bertanya dimana ruangan Juna, sosok yang dicari justru datang dengan sendirinya.
"Buset, jarang banget gue liat lo pake jas gini, nyet. Bisa ganteng juga" ucap Juna yang datang dengan kopi di tangannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nathan memutar bola matanya "Lo minta gua puji juga apa gimana?"
Juna mengerdikkan bahunya dan tergelak "Ngetes tingkat kepekaan lo aja sih"
Lalu keduanya berjalan beriringan menuju lift.
"Lift pasien yang ono. Ga usah ikut-ikutan masuk sini!" Ucap Juna.
"Peduli amat." Nathan melirik sinis sambil masuk ke lift yang sama dengan Juna. Lagian buat apa sih lift pasien sama dokter dipisah? begitu pikirnya.
Setelah keduanya sampai di lantai 7, dimana tempat ruangan Juna berada, mereka langsung masuk ke dalam ruangan yang terdapat beberapa ruangan lagi.
Nathan melalui ruangan yang banyak mainan anak-anak dan warnanya lebih cerah. Setelahnya ia masuk ke ruangan yang sesungguhnya. Ruangan pemeriksaan untuknya.
"Duduk" ucap Juna sambil menunjuk single sofa dengan dagunya.
Nathan menurut dan duduk di tempat yang ditunjuk Juna.
"Mau kopi apa teh?" Tanya Juna.
"Serius banget lo masih nanya?" Tanya Nathan balik.
Juna tergelak "Ya kali aja udah berubah kan?" Setelahnya ia menyeduh teh dan menaruh dua sendok makan gula pasir ke dalamnya.
Nathan bukannya tidak suka kopi, tapi ia hanya sering kesulitan tidur jika minum kopi di siang hari. Dan Juna tau itu.
Secangkir teh panas sudah tersedia di meja yang ada di hadapan Nathan.
"Jawabnya ga usah tegang tegang amat. Santai aja. Kayak lo lagi curhat sama gue misalnya?" Ucap Juna sambil membuka lembaran map dan bersiap dengan pulpennya.
Nathan mengangguk.
"Kemarin lo jadi ngadopsi kucing baru?" Tanya Juna yang tanpa sepengetahuan Nathan sudah memulai sesi konselingnya.
"Jadi, cuma ya gitu... Gue jadi makin sering bersin-bersin di rumah" ucap Nathan.
"Rissa ga keberatan lo melihara kucing lagi? Bukannya waktu lo melihara Bongshik juga dia sempet ngelarang?" Tanya Juna
"Engga sih, sekarang dia lebih bebasin gue maunya gimana. Tapi kalo emang lagi sakit, gue ga bakal deket-deket Bongshik atau Momogi aja" jawab Nathan.
"Momogi banget ga tuh namanya..." Juna geleng-geleng kepala "Kenapa momogi sih jir?! Kenapa ga sekalian Oreo?"
"Yeu! Oreo mah kesukaan lu monyed. Masa gue namain kucing gue berdasarkan makanan kesukaan lo sih? Ewh" Nathan mendengus.