18 : LET ME BE YOUR HOME

1.1K 134 59
                                    

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Juna sudah menyiapkan susunan kalimat yang harus ia sampaikan kepada ayahnya. Ia harus mengatakan yang sejujurnya soal kehamilan Selli.

Tapi sepertinya, Tuhan memang menghendaki Juna untuk menjadi lebih gentle dari biasanya.

Kak Jingga : di rumah ada om Fajar.

Rasa-rasanya Juna mau naik ke motor lagi terus balik ke rumah Genta kalo gini caranya. Tapi apa boleh buat, pesan itu ia baca saat ia sudah membuka pintu utama.

Jadi sangat jelas kehadirannya sudah tercium oleh Agung dan Fajar.

Juna masuk ke dalam dengan jantung yang terpompa kuat. Rasanya seperti masuk ke wahana rumah hantu. Oh, menurut Juna ini lebih menyeramkan daripada bertemu hantu.

"Udah pulang, Jun?" Tanya Agung dengan nada yang tenang tapi amat menakutkan. Dari nada bicaranya, Juna tau bahwa papanya itu sudah tau soal Selli.

Dan apalagi saat melihat Fajar yang menatapnya datar. Beneran deh, Juna mau puter balik aja.

"Iya pa" jawab Juna sambil menyalami tiga orang disana--termasuk Jingga.

"Duduk" ucap Agung sambil menunjuk sofa sebelah Jingga dengan dagunya.

Juna menelan ludahnya dengan susah payah dan duduk di sebelah Jingga. Jingga menepuk-nepuk punggung adiknya agar ia merasa lebih tenang dan tidak nervous.

"Selli udah bilang ke kamu?" Tanya Agung yang tidak memakai intermezzo dulu.

Dengan gugup Juna mengangguk pelan. Si calon ayah mertua menghembuskan nafasnya gusar. Juna makin panik.

"Rasanya om percuma pergi ke banyak tempat dan nyuruh orang lain buat tobat... Tapi nyatanya orang terdekat om malah menjauhi jalan Tuhan." Ucap Fajar dengan oktaf yang seperti mengobrol biasa, tapi benar-benar mampu membuat Juna berkeringat dingin.

Kemudian Fajar memajukan sedikit tubuhnya, ia duduk agak bongkok dan menatap Juna datar.

"Om bener-bener kecewa sama kalian." Ucap Fajar. Nadanya amat menusuk ke telinga Juna "Om ga akan maksa kamu buat nikahin anak om. Semuanya terserah kamu. Dan kalau kamu emang ga mau... Om bakal bawa Selli sejauh mungkin dari kamu."

Juna memberanikan diri untuk menatap calon ayah mertuanya itu.

"Saya bakal tanggung jawab om." Jawab Juna penuh keyakinan.

"Dari kecil papa selalu ngajarin saya kalau saya berani ngelakuin sesuatu, saya harus berani nerima resikonya. Dan saya siap nikahin Selli, bukan cuma karena dia hamil, tapi karena menikah sama Selli udah jadi tujuan utama saya sejak awal." Lanjutnya.

Agung dan Jingga sama-sama menatap si bungsu dengan hangat. Ternyata Juna sudah benar-benar dewasa.

Fajar menghela nafasnya, kemudian ia menepuk-nepuk bahu Juna dua kali "Om lega dengernya..."

"Om ga... Marah?"

"Marah. Om marah banget sama kalian. Tapi om sadar sesuatu waktu kamu ngomong tadi." Ucap Fajar dengan satu sudut bibir terangkat "Agung ga akan pernah salah ngedidik anak. Dan om yakin kamu adalah bukti konkretnya."

"Terimakasih banyak om udah mau percaya sama saya." Ucap Juna dengan sedikit kelegaan di hatinya.

"Om ga percaya sama kamu. Tapi om percaya sama papa kamu. Dia ga pernah ngecewain om. Dan om harap kamu juga demikian."

Juna mengangguk "Pasti om."

Fajar menatap Agung yang duduk bersebrangan dengannya.

"Jadi kapan tanggal yang bagus buat nikah?"

Mellifluous | Spin-off Ethereal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang