4 : NEWCOMMER

1.3K 148 29
                                    

Ada yang bilang, kalau cowok pake hoodie item itu gantengnya udah diluar nalar. Tapi ada yang lebih parah lagi damagenya.

Cowok kalo udah pake jas dokter, terus jalannya berwibawa, ditambah senyum tipisnya yang bikin melting semua cewek. Fix. Damagenya ga ada obat.

"Pagi pak direktur, pagi juga mas calon direktur~" Sapa Mentari yang langsung menggandeng dua kakak beradik yang tengah berjalan bersebelahan itu.

Juna tersenyum, sedangkan Jingga merotasikan bola matanya.

"Lo ga bisa ya ga bikin gue jadi pusat perhatian? Sehariiiii aja" Gumam Jingga kesal.

"Yang bikin lo jadi pusat perhatian tuh bukan gue kali, Jing! Siapa suruh lo kalo jalan selalu sama berondong ganteng. Gimana ga mau jadi pusat perhatian??" Cibir Mentari yang langsung membuat senyum Juna semakin merekah.

"Ah, Teh Tari mah bisa aja" ucap Juna "Mau Juna traktir apaan teh?"

Mentari langsung merubah raut wajahnya menjadi antusias "Ih! Ari Juna teh emang pengertian pisan nya... Ga kayak masnya!" Sindir Mentari.

Jingga menoyor kepala ibu dua anak itu "Terus aja porotin adek gue! Ingat buntut lo udah dua, Tar!"

"Yeu! Sirik aja lo!" Mentari mengusap dahinya yang ditoyor oleh Jingga barusan.

Juna hanya bisa menghela nafasnya, melihat Jingga dan Mentari sama seperti ia melihat dirinya bersama Genta. Berantemmmm terusssss.

Ketika lelaki itu sedang asik berjalan, ia melihat Ryn yang ingin absen dengan ID cardnya.

Dengan usil Juna langsung menghampiri Ryn diam-diam dan menutup matanya dari belakang.

"Ck! Mas Junaaaaa!" Ryn merengek sambil berusaha menjauh dari Juna yang malah justru semakin gencar mengisenginya.

"Tereak lagi coba" ucap Juna sambil mencubit pipi adik sepupunya itu.

"Ih!!!! Mas Juna aku bilangin Mami loh!" Ancam Ryn sambil melotot.

"Kamu tuh udah 25, Ryn. Masa ngadu ke Buklik Inggrid terus!" Ledek Juna sambil menggeleng gemas.

"Abisnya mas Junanya jail terus!" Ucap Ryn bersungut-sungut.

Jingga datang untuk absen. Tadi Juna memang berlari duluan untuk menjahili Ryn, makanya Jingga agak sedikit terlambat untuk mencegah adiknya itu.

"Mas Jingggaaaaa! Mas Junanya tuh!!" Ryn mengadu sambil bersembunyi di belakang tubuh tinggi Jingga.

Juna menempelkan ID cardnya pada mesin pengabsen "Yah ngadu..."

"Kenapa sih kamu tuh jail banget sama Ryn..." ucap Jingga heran. Kemudian ia ikut menempelkan ID cardnya pada mesin yang sama.

"Justru lo kalo ga jail sama Ryn itu membuang-buang kesempatan berharga, kak" Ucap Juna sambil mengerdikkan bahunya dan langsung merangkul tubuh Ryn untuk berjalan bersama menuju ruangan para psikolog.

Ryn bisa dibilang fresh graduate yang langsung populer karena sama hebatnya seperti Juna sewaktu pertama kali diperbolehkan untuk praktek sebagai psikolog. Terhitung sudah 4 bulan lebih Ryn bekerja di rumah sakit ini, tapi ia sudah berhasil menyembuhkan 2 pasien. Dan menurut Juna, itu sudah termasuk pencapaian yang sangat baik.

"Mas Juna udah denger belom?" Tanya Ryn pada lelaki yang masih merangkulnya itu.

"Denger apa?"

"Katanya mau ada dokter baru tau, mas. Spesialis anak kalo ga salah" jawab Ryn.

Juna menggeleng "Belom tuh. Kamu denger darimana?"

"Dari Buwatur. Hari ini mau dikenalin pas briefing katanya" Ucap Ryn antusias "—Pokoknta nanti aku mau temenan sama dia!"

Mellifluous | Spin-off Ethereal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang