3 : KONDANGAN

1.4K 155 20
                                    

Percaya atau engga, momen pernikahan itu selain jadi momen paling mengharukan bagi dua orang atau bahkan dua keluarga, bisa juga jadi ajang pamer 'kostum' atau pamer pasangan baru ke mantan.

Iya, kayak Shasha.

"Van, lo udah liat Sasa?" Tanya Genta sambil menghampiri Revan yang duduk sendirian sambil termenung memandangi gelasnya.

Kurang kasian?

Nih ditambahin, gelasnya kosong cuy, ga tau dia ngeliatin apaan.

"Udah" jawab Revan pelan.

"Serius? Lo liat dia sama si jangkung eta?" Tanya Genta lagi.

Revan melirik Genta tajam "Lo kalo nyamperin gue cuma buat memperjelas semuanya mendingan lo musnah sekalian, Ta!"

"Meuni serem ih!" Genta bergidik ngeri "Eh tapi serius ini mah ya... Cakep euy! Kayaknya lo kalah—"

"LO MAU PERGI ATAU GUE SIRAM?!"

Genta tertawa, kemudian ia menukar gelasnya dengan gelas kosong milik Revan "Kalo mau nyiram orang kudu ada aernya, Van. Lo mau nyiram gue pake apaan? Cinta? Duh, maap banget ini mah cinta dari neng Lia udah cukup buat gue"

"BACOT ANJING! PERGI SONO!"

Genta tertawa puas dan kembali mencari makanan. Tapi di tengah jalan ia berpapasan dengan Juna yang tengah membawa piring siomay di tangannya.

"Lo ngegodain Revan lagi, nyet? Kalo nangis gimana bego!" ucap Juna dengan mulut yang terus mengunyah siomay.

Genta mengerdikkan bahunya "Lo temenin sana. Bocah lesu banget kek orang anemia"

"Ya ini juga gue mau kesana" jawab Juna sambil melewati Genta dan langsung duduk di sebelah Revan.

Juna diam saja. Hanya sibuk memakan siomay, yang penting ia tetap disisi Revan.

"Pacar beneran kayaknya, Jun" ucap Revan lemes.

Juna menoleh dengan dramatis "Masaa???"

"Ga usah kayak anjing!"

"Kasar banget anjrit!" Juna tertawa terbahak-bahak "Ya udah terus gue harus apa dong?"

Revan mengusak rambutnya "Pusing banget gua anjiiiiiiiiingggggg!"

Juna langsung memukul kepala Revan dengan sendok plastik di tangannya "Anjing mulu yang lu sebut! Ga ada variasi laen? Apa kek gitu, tapir! cicak! laba-laba! Siapa tau kalo ada yang punya taman safari lo bisa keterima jadi pengabsen nama binatang"

"Apa gue beli Taman Safari aja ya? Biar enak gue ngabsennya" Desis Revan tajam.

Juna menghela nafasnya "Ya ga gitu konsepnya Markonah... Lagian lo lemes kayak gini emang bakal bikin Shasha mau balikan sama lo? Life must go on kalo kata Alter Bridge mah"

Baru Revan ingin memprotes lagi, tapi tiba-tiba netranya menangkap seseorang yang membuatnya spontan berdiri.

"Eh! Mau kemana lo! Van! Revan! Yeu si kuda gimana sih! Ini siomay lo gimana anjrit!"

Tak memperdulikan omelan Juna, Revan terus saja berjalan ke arah perempuan dengan dress yang cukup terbuka itu.

Belum sempat Revan sampai di depannya, perempuan itu lebih dulu menyadari kehadiran Revan.

"Oh my God Revan!!" Cassie menutup mulutnya dan menghampiri Revan.

"Lo kesini sama siapa?" Tanya Revan to the point.

"Sama Dion. Kenapa?" Tanya Cassie balik.

Revan menggandeng tangan Cassie dan langsung mencari dimana Dion yang merupakan kakak sepupu Revan dari ibunya.

Mellifluous | Spin-off Ethereal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang