O8. Pertemuan Kesekian Kalinya

438 67 0
                                    

Mada menghentikan motornya di area parkiran taman kota. Dia mengeluarkan ponselnya kemudian sibuk melihat google maps yang tertera di layar ponselnya. Setelahnya dia tampak menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Alamat yang Riana berikan sesuai kok dengan tempat yang dia datangi jika berdasarkan google maps, tapi kenapa Mada tidak menemukan presensi Riana di sekitarnya. Yang ada hanya jajaran gerobak penjual makanan dan jajanan receh lainnya serta beberapa pria yang sibuk bermesraan dengan wanita. Duh, Mada kan jadi iri.

Mada melepaskan helm-nya kemudian dia memilih segera menghubungi nomor Riana dan menanyakan soal keberadaan Riana. Mana tahu google maps-nya salah memberikan petunjuk lokasi. Selang beberapa detik kemudian akhirnya Riana mengangkat telepon darinya.

"Halo Ri" sapa Mada.

["Iya"]

"Gue udah ada di lokasi yang lo kasih tau nih. Lo ada di mana?" Tanya Mada sembari menolehkan kepalanya ke sekeliling, mencari keberadaan Riana kembali. Mana tahu sebenarnya Riana memang ada disekitar taman ini.

["Oh kamu udah datang. Aku ada di mobil warna merah"]

Mada mengernyitkan dahinya dalam-dalam saat mendengar jawaban Riana barusan. Kedua bola matanya tampak berhenti bergulir saat melihat sebuah mobil merah yang terparkir di seberang jalan. Di sana seorang wanita berambut panjang dengan dress selutut berwarna cokelat terlihat baru saja keluar dari mobil berwarna merah kemudian dia langsung melambaikan tangannya ke arah Mada.

"Oke, gue kesana" ucap Mada sebelum dia mematikan sambungan telepon secara sepihak. Mada memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya dan memilih mengalungkan helmnya di pergelangan tangannya sebelum dia kembali melajukan motornya sampai ke belakang mobil merah tersebut, berjarak sekitar dua meteran saja.

Riana berjalan pelan menghampiri Mada. Sementara Mada langsung turun dari motornya kemudian menaruh helm-nya ke atas motornya.

"Hai" sapa Mada sembari menunjukkan senyuman malu-malunya begitu Riana sampai dihadapannya yang mau tidak mau membuat Riana ikut melemparkan senyumannya. Menurut Riana Mada yang selalu terlihat malu-malu ketika bertemu dengannya adalah pemandangan yang sangat menggemaskan. "Bawa mobil?" Tanya Mada sembari menunjuk mobil di balik punggung Riana.

Riana pun menolehkan kepalanya ke belakang melihat arah tunjuk Mada, lalu kembali menatap ke arah Mada, "enggak, itu mobil temen" jawabnya.

Terdengar sederhana memang tapi entah kenapa berhasil merubah raut wajah Mada, bahkan Mada sempat membelalakkan kedua matanya selama sepersekian detik, "Temen?"

Riana menganggukkan kepalanya pelan. Mada pun langsung menolehkan kepalanya ke arah sayap kanan dan sayap kiri mobil itu secara bergantian seperti sedang mencari sesuatu. Riana yang melihat tingkah Mada itu pun menjadi kebingungan bukan main, "Kamu cari apa?"

Mada menaruh atensinya pada Riana kembali. Menyadari bahwa Riana tengah menatapnya kebingungan Mada pun langsung melemparkan tawa pelannya menghilangkan kecanggungan yang menyusup ke dalam hatinya. "Enggak kok. Eum... Ri..."

"Ya?" Jawab Riana.

"Gue se---"

"RIANA!"

Riana menolehkan kepalanya ke belakang begitu mendengar suara teriakan seseorang. Riana bisa melihat dua tangan keluar dari jendela mobil, salah satunya direntangkan dan satunya mengetukkan jarinya ke atas permukaan jam di pergelangan tangan yang direntangkan tadi seolah meminta Riana untuk segera menyelesaikan urusannya.

Mada sendiri hanya tersenyum-senyum bahagia di sana. Karena suara yang baru dia dengar memanggil nama Riana tadi adalah suara perempuan. Hampir saja Mada galau karena mengira teman Riana adalah teman pria. Ah, aman kalau begini caranya sih. Hehe...

[1] ANKARHADA (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang