36. Without You (Part 1)

234 56 3
                                    

Seperti orang bodoh, aku membiarkan waktu berlalu.
Aku bahkan tidak tahu jika waktu sudah berlalu.

---(Without You - Seventeen)---

.
.
.
.

"Lucy" gumam Rhana saat dia melihat Lucy berdiri di area parkiran FKIP, tidak jauh dari area di mana Rhana baru saja memarkirkan motornya.

Ya, sekarang Rhana berada di fakultas Lucy, tepatnya di area parkiran. Rhana sengaja datang ke fakultas Lucy karena ingin bertemu Lucy. Kalau di rumah kan Lucy bisa menghindar dengan bantuan Adrian, nah kalau bertemunya di kampus pasti Lucy akan kesulitan menghindarinya. Sungguh, Rhana hanya butuh waktu lima menit saja untuk menjelaskan semuanya pada Lucy. Sudah pernah berusaha sih tapi hasilnya malah nihil. Jangankan lima menit, untuk bisa bertemu saja sulit sekali. Selalu ada banyak cara untuk Lucy menghindarinya.

Terkadang Rhana lelah sendiri. Dia merasa kalau sikap Lucy terlalu kekanak-kanakan tapi berkaca pada dirinya yang sama kekanak-kanakannya seperti Lucy, Rhana juga harus bisa memaklumi apalagi Lucy marah karena perlakuan dirinya yang kasar. Yang jelas, sekarang Rhana harus terus berusaha menjelaskan segalanya pada Lucy dan membuat Lucy mau memaafkannya.

"Lucy"

Lucy menoleh terkejut melihat kehadiran Rhana di fakultasnya. Tanpa berpikir dua kali Lucy segera menghindari Rhana untuk yang kesekian kalinya.

Sadar kalau Lucy akan kembali menghindar. Rhana buru-buru menghadang Lucy dengan berdiri tepat di hadapannya.

"Lu, kita perlu bicara"

Seketika Lucy menghentikan langkahnya. Jika saja refleksnya kurang bagus bisa-bisa Lucy menabrak badan bongsor Rhana. "nggak mau" jawab Lucy tanpa sedikitpun melirik ke arah Rhana. Satu alasannya, tidak sudi.

"Lu, ayo dong. Kalau kamu begini terus masalah kita nggak akan selesai-selesai"

Lucy memilih tidak menanggapi ucapan Rhana. Sungguh, Lucy masih sangat kesal pada sikap Rhana. Bahkan saking kesalnya, Lucy seperti ingin membalas perbuatan Rhana kala itu dengan jambakan maha dahsyatnya yang lebih dulu dirasakan oleh Adrian karena seenak jidat memberitahu Rhana kalau dia sedang mengintip mereka lewat jendela kamar Adrian.

Lucy kan malu sekali saat dia menyatakan diri kalau dia ini marah pada Rhana tapi ketahuan diam-diam mengintip Rhana yang tengah mengobrol bersama Adrian kala itu. Lucy yakin seratus persen kalau Adrian tidak memberitahu Rhana perihal keberadaannya pasti Rhana tidak akan tahu. Dan Lucy bisa sepuas hati menatap wajah Rhana... ah tidak tidak, maksudnya Lucy bisa memastikan apakah Rhana benar-benar diusir oleh Adrian ---sesuai permintaannya--- atau tidak.

"Lucy aku tuh---"

TIN! TIN!

Keduanya menoleh terkejut ke arah mobil berwarna kuning cerah yang berhenti tepat di belakang mereka. Mobil itulah yang sedari tadi ditunggu Lucy. Mobil itu milik sahabatnya, Adhis.

Adhis terlihat menyembulkan kepalanya keluar dari jendela mobil. "AYO LUCY" teriaknya mengajak Lucy segera pulang.

Lucy menganggukkan kepalanya cepat, "iya tunggu Dhis"

Saat dia akan beranjak menuju mobil Adhis, Rhana sudah lebih dulu menghalangi langkahnya. Lucy mendongakkan kepalanya kesal sekali, "apa lagi sih Rhan?"

[1] ANKARHADA (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang