39. Wishlist

342 57 31
                                    

Aku ingin menjadi segala yang kau pikirkan.
Tataplah aku dan jadilah gadisku.

---( 20 - Seventeen )---

.
.
.
.
.


Rhana menatap kue tart yang berada tepat di atas meja makan tersebut dengan begitu lesu.

Kue tart yang dipenuhi oleh cream putih dan cream berwarna-warni yang menghiasi tepian kue dan juga tambahan cotton candy juga sebuah lilin di pusat kue tart tersebut sengaja Rhana buat sendiri untuk diberikan pada Lucy yang sekarang tengah berulangtahun. Sudah pernah dijelaskan sebelumnya kalau Rhana itu sering mengisi waktu senggangnya dengan memasak bersama Sang Bunda, secara alamiah bakat memasaknya semakin terasah dan terciptalah kue tart untuk pacar tercintanya dengan begitu sempurna.

 Sudah pernah dijelaskan sebelumnya kalau Rhana itu sering mengisi waktu senggangnya dengan memasak bersama Sang Bunda, secara alamiah bakat memasaknya semakin terasah dan terciptalah kue tart untuk pacar tercintanya dengan begitu sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sayangnya Rhana tidak bisa datang langsung ke rumah Lucy untuk memberikan kue ini dan menyaksikan sendiri bagaimana Lucy berdoa dan meniup lilin dihari ulang tahunnya. Jangankan menjadi saksi tiup lilin bahkan kado yang Rhana kirim lewat ojek online saja tidak diterima oleh Lucy, malah diantarkan kembali ke rumahnya.

Semarah itu Lucy padanya?

Haduh, rasa-rasanya Rhana mau menangis saja kalau begini caranya. Tapi kan Rhana sudah berjanji akan bersikap lebih dewasa lagi seperti Sadana dan Mada. Tapi tetap saja rasanya tidak enak sekali dimusuhi pacar sendiri. Ah, Rhana benar-benar galau sekarang.

Diam-diam, tanpa diketahui Rhana, Angga mengulurkan tangannya berniat mencicipi kue tart itu sebelum Rhana sadar lebih dulu lantas segera menepis tangan Angga.

Plak!

"Jangan dong Bang, kan buat Lucy"

Angga berdecak pelan, "Halah. Kalau itu kue buat Lucy harusnya dari tadi lo nggak cuma diem di situ sambil liatin kue. Lo pikir kuenya akan berubah jadi Lucy apa"

Perlahan-lahan Rhana memposisikan kedua telapak tangannya untuk memangku dagunya dengan siku lengannya dijadikan tumpuan. Rhana memajukan bibirnya ke depan kembali murung. "Kalo berdoa gitu terus tiup lilin bisa berubah jadi Lucy beneran nggak, ya, Bang?" Gumam Rhana.

Angga menunjuk Rhana jijik, "dih, makin halu lo. Nggak bisa lah"

Rhana melirik Angga malas lalu menghela napasnya berat. Angga yang menyadari ada yang salah dengan adiknya pun akhirnya duduk di kursi seberang kursi yang diduduki Rhana dan bersiap menanyakan banyak hal pada adiknya itu. "Eh, Dek, emangnya lo sama Lucy masih berantem?"

Rhana menganggukkan kepalanya pelan, "iya, Bang. Tadi Adek kirim kado lewat jasa ojek online... eh dibalikin lagi"

Angga menatap kasihan Rhana. Kalau dipikir-pikir malang betul nasib adiknya ini. Baru pertama kali berpacaran eh langsung mendapatkan pacar yang super sensitif dan tahan sekali marah pada Rhana sampai selama ini. Angga pernah sih mendapatkan tipe perempuan seperti itu, tapi lantaran Angga sudah pernah berpacaran sebelumnya jadi Angga bisa dengan mudah menaklukkan hatinya berbeda dengan Rhana yang memang tidak memiliki pengalaman sama sekali.

[1] ANKARHADA (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang