31. Disappointed

265 55 4
                                    

Mengapa aku mencintaimu seorang diri?
Mengapa aku merasa sakit sendirian?

---(I Need U - BTS)---

.
.
.
.

Eka menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi tepat di seberang kursi yang diduduki oleh seorang pria berpakaian khas polisi sementara Arumi duduk di sisinya sedang sibuk membuat laporan penculikan.

"Hhh..."

Helaan napas berat keluar dari belah bibir Eka. Eka mendongakkan kepalanya ke atas, ke arah langit-langit yang di dominasi oleh warna putih. Dalam diamnya sejujurnya Eka tengah dirundung rasa takut dan rasa bersalah. Ingin rasanya Eka menangis karena bagaimanapun juga Lian adalah ponakannya, anak berusia lima tahun yang selalu menemani hari-hari Eka.

Pikiran Eka mulai bercabang, semua kemungkinan negatif seolah menumpuk dalam kepalanya. Eka tidak tahu harus melakukan apa bahkan ketika Nana berusaha menghubunginya Eka memilih mengabaikan panggilannya sebab Eka tahu bahwa tujuan Nana menghubunginya adalah untuk menanyakan Lian. Eka benar-benar tidak tahu harus menjawab apa, Eka juga tidak mau Nana menjadi syok akan kejadian ini. Kejadian yang seperti sebuah mimpi di siang bolong. Kejadian menyeramkan yang Eka harap benar-benar hanya sebuah mimpi semata.

Drrttt... Drttt...

Eka merogoh ponselnya dari saku celana jeans-nya dengan malas-malasan seperti sudah menebak kalau panggilan itu dari Nana.

'Mas Mada'

Betapa terkejutnya Eka saat tahu bahwa panggilan itu ternyata dari Mada. Apa berita soal diculiknya Naja dan Lian sudah sampai ke telinga Mada sampai Mada tiba-tiba saja menghubunginya begini? Atau jangan-jangan Mada tahu berita buruk ini dari Nana karena Nana menyadari bahwa Lian tidak kunjung pulang? Atau mungkin Mada ada keperluan lain?

Entahlah. Sebaiknya Eka segera mengangkat panggilan telepon dari Mada.

["Halo Ka"]

Eka mengernyitkan dahinya dalam-dalam mendengar suara Mada yang terdengar panik sekali, "Mas Mada, lo kenapa panik gitu?"

["itu nggak penting. Yang penting sekarang lo ke rumah sakit karena Naja dan Lian masuk rumah sakit"]

Seketika Eka menegakkan posisinya. Ini Eka tidak salah dengar kan? "A-apa?! L-lo serius Mas?"

Arumi menolehkan kepalanya ke sisi kirinya. Dia menatap khawatir Eka, "kenapa Ka?" Tanya Arumi yang tidak ditanggapi oleh Eka. Eka benar-benar serius mendengarkan deretan kata yang Mada ucapkan dari seberang sana.

["Iya. Mereka berdua diculik. Gue baru aja selamatin mereka. Cepetan lo kesini. Ke ruang UGD"]

Pip!

Kemudian Mada mematikan sambungan telepon secara sepihak.

Eka menjatuhkan tangannya dengan lemas. Tatapannya terlihat begitu kosong. Eka terkejut bahkan sangat terkejut. Beberapa menit lalu dia kejutkan oleh kabar buruk yang menimpa ponakannya dan juga Naja lalu tiba-tiba saja dia mendapatkan kabar kalau Naja dan Lian masuk rumah sakit. Di lain sisi Eka lega tapi di sisi lain Eka benar-benar takut, takut terjadi sesuatu pada mereka berdua apalagi setelah Mada mengabarkan keadaan terbaru mereka yang katanya diharuskan masuk ruang UGD.

"Ka" panggil Arumi.

Eka menoleh cepat pada Arumi yang sedari tadi terus menatapnya, benar-benar menunggu jawaban atas pertanyaannya tadi. "Lo kenapa?"

[1] ANKARHADA (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang