Home

2K 158 10
                                    

Angin berhembus kencang membuat seluruh benda disekitarnya turut mengikuti arah laju nya. Langit menjadi muram, mungkin..sebentar lagi akan turun rintik-rintik air yang akan membasahi tanah bumi tercinta kita.

Sebagian orang menyebutkan jika hujan adalah momen yang mereka tunggu-tunggu. Tetapi tidak bagi pria yang akan kita bahas kali ini.

Dia sangat membenci hujan karena hujan lah yang mengingatkannya kepada si 'dia'. Pria Februari ini sebenarnya sangat ingin dipeluk oleh si 'dia' tetapi rasa gengsinya lebih mendominasi.

Dirinya yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan keduanya tetapi dia ingin kembali hanya karena ingin sebuah pelukan.

Di sisi lain,ia benar-benar butuh pelukan untuk menenangkannya di saat dirinya terpuruk. Pria Februari ini mengakhiri hubungan dengan si 'dia' dengan alasan sudah tak mencintainya lagi. Tetapi saat ia menjalin hubungan dengan lelaki manis pujaan hatinya–yang lain–ia malah terkena tipuan busuk.

Harta nya hilang dengan sekejap karena dibawa kabur oleh mantan kekasihnya itu. Kecewa...Marah... Menyesal...

Perasaan itu campur aduk didalam pikiran maupun hati pria Februari tersebut. Apakah ini karma untuknya??...

Ia sudah mendapatkan lelaki manis yang menerimanya disaat suka maupun duka dan menerimanya apa adanya tetapi ia malah menyia-nyiakannya. Memang dirinya pantas disebut pria tak tau diri. Padahal dia sudah diberi Tuhan pasangan yang bisa diibaratkan seperti malaikat tetapi ia lebih memilih wanita yang berwujud peri. Mimi peri maksudnya.g

“Persetan dengan gengsi”batinnya.

Pria itu berdiri tepat didepan rumah si 'dia' dengan perasaan yang penuh rindu saat melihat kembali rumah tersebut. Rumah si 'dia' sering dijadikan oleh keduanya sebagai tempat kencan dan juga tempat khilaf mereka berdua. Tenang...'Dia' tinggal sendirian kok,jadi gak bakalan ketahuan:v.

Kedua tangannya tidak ada niatan untuk mengetuk pintu,ia lebih memilih mendiamkan tubuhnya terguyur derasnya hujan yang turun beberapa jam yang lalu. Mungkin keesokan harinya ia akan demam tapi ia tak memperdulikan itu saat ini. Ia hanya perlu meminimalisir rasa gengsi nya dan mengutarakan apa maksud kedatangannya saat ini.

Tepat saat dirinya ingin mengetuk daun pintu tiba tiba sosok yang ia rindukan dan ia cinta membukanya seperti ada koneksi batin diantara mereka berdua. Sosok yang dirindukan oleh pemuda itu terkejut melihat kedatangan mantannya yang tak ada kabar sebelumnya tiba tiba datang. Apalagi dalam keadaan basah kuyup seperti ini...

“Ya ampun,cepat masuk!. Aku gak mau kamu sakit!”perintahnya. Pria Februari tersebut mengangguk lalu melangkahkan kakinya masuk dengan tubuh yang masih basah kuyup.

Sosok pemuda manis itu terlihat memasuki kamarnya lalu keluar dengan membawakan handuk untuk sua–mantannya untuk mengeringkan tubuh pria berlesung pipi tersebut. Handuk biru tersebut mengelilingi tubuh besar milik pria berlesung pipi yang sedang menggigil kecil.

Pemuda manis itu memerintah agar mantannya duduk di sofa sedangkan dirinya membuatkan teh hangat untuk keduanya.

“Renjun ah

Eung?”

“Kenapa kamu masih memajang foto kita berdua?”tanya pria berlesung.

“Gak boleh?”tanya balik pemuda manis yang baru saja dipanggil Renjun.

Pria berlesung itu menoleh ke arah dapur,“Kau tidak berubah sama sekali. Pertanyaan selalu dijawab dengan pertanyaan”. Pria berlesung itu menggelengkan kepalanya sesaat setelah mengucapkan kalimat tersebut.

Renjun hanya tertawa kecil yang membuat pria yang sedang duduk manis di sofa semakin merindukan pelukan hangatnya. Tak lama kemudian Renjun berjalan ke ruang tamu dengan membawa dua cangkir berisi teh hangat.

“Jadi...Ada keperluan apa kamu kemari?”buka Renjun setelah keduanya terdiam sejenak. Pria Jung itu tak menjawab pertanyaan dari Renjun,ia lebih memilih diam. Renjun memperbaiki posisi duduknya menghadap ke arah pria Jung lalu menepuk pundak tegap milik pemuda tersebut.

“Aku tau kau ada masalah”ujar Renjun seraya tangan mungilnya mengusap pelan punggung pria tersebut. Pria dengan paras yang sempurna tersebut menghela nafas kasar lalu menunduk berusaha menyembunyikan tangisnya. Renjun yang mengetahui jika mantannya menangis lewat punggung tegapnya yang bergetar pelan,sontak ia membawa tubuh besar Jung itu kedalam pelukannya.

Pria itu langsung membalas pelukan yang ia rindukan beberapa waktu yang lalu dan sekarang ia dapat merasakannya lagi. Ia tak perlu menahan tangisannya karena itu hanya membuatnya semakin sakit.

Ia letakkan dagunya pada bahu sempit Renjun dengan kedua mata yang senantiasa mengeluarkan air mata tanpa henti.

“Keluarkan semua tangismu,jangan ditahan”ujar pemuda manis tersebut.
Pria tersebut mengangguk lalu mengeluarkan seluruh tangisnya diiringi elusan lembut pada punggung tegapnya.

Tak lupa Renjun mengucapkan segala kata penenang dengan suara indahnya yang mampu membuat semua orang candu dengannya.

Tak lama tangisan pria Jung itu mereda lalu Renjun menyibakkan poni pria tersebut ke samping karena basah terkena keringat.

“Sudah enakkan?”tanyanya. Pria Jung itu mengangguk pelan sesaat setelahnya ia menarik kembali ingusnya kedalam hidung mancungnya. Renjun terkekeh melihat tingkah pria didepannya saat ini.

“Hey...Jika kamu ada masalah atau apapun hal yang membuat mood mu buruk,kamu bisa berkunjung kesini dan aku akan selalu menyambutmu dengan pelukan hangat. Tak peduli kemanapun dan sejauh apapun kamu,pastikan kamu tak lupa dengan rumahmu yaitu aku”jelas Renjun.

“Meskipun kita tak lagi bersama?”tambah pria Jung tersebut.
Renjun tersenyum kecil,“Tentu,aku akan selalu menunggumu untuk pulang.....Jung Jaehyun”. Renjun menubruk badan besar milik Jaehyun setelah Jaehyun merentangkan kedua tangannya lebar.

Renjun melepas pelukan itu dikarenakan ada yang menganggap d tengah tengah mereka,tak hanya Renjun yang merasakan itu tetapi Jaehyun turut merasakannya. Renjun melihat ke bawah.

“Hehe”

Jaehyun mengecup pipi anak kecil berusia 5 tahun tersebut secara brutal. Anak kecil tersebut terkikik saat sang ayah mengecup pipinya berkali-kali,“Stop dad”.

Jaehyun tak lagi mengecup kedua pipi gembul putranya–Jung Jisung–karena sekarang targetnya adalah perut sang anak. Alhasil,Jisung terbaring di karpet dengan tubuh yang menggeliat akibat geli akan gelitikan sang ayah dengan tawa yang dilontarkan oleh mulut kecilnya. Jaehyun turut tertawa saat anak itu tertawa terbahak-bahak begitupun Renjun yang hanya tersenyum melihat hubungan anak dan ayahnya yang akur meskipun dirinya dengan ayah dari sang anak sudah tak bersama lagi.

Jaehyun baru saja menyadari jika keputusannya untuk pisah dengan Renjun adalah keputusan yang sangat bodoh. Tetapi apa boleh buat yang lalu biarlah berlalu. Kita tidak bisa memperbaiki apa yang sudah terlewati,kita hanya bisa berhati-hati dalam membuat keputusan agar kedepannya kita tak mengulangi kesalahan yang sama.

“Where we love is home, home that our feet may leave, but not our hearts


📌So guys...

Sebelumnya aku bilang kalau book ini aku berhentiin. Tapi karena aku adalah orang yang sangat plin plan dengan omonganku sendiri,jadi aku memutuskan untuk melanjutkan book ini.

Sementara ini aku publish satu cerita terlebih dahulu sekalian tes ombak,apa masih ada yang menyimpan book ini di perpustakaan haha. Pasti gak ada
乁 ˘ o ˘ ㄏ

Kalau ada kata kata yang kurang tepat atau lebih tepatnya typo haha,let me know ok?

180121

Je Ta'ime Tounjours⟨Renjun NCT⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang