Setelah tarikan paksa yang terjadi pada waktu itu, kini Riri sudah beranjak ke semester 2.
Semua siswa dan siswi sudah berkumpul dilapangan indoor, Riri yang sudah berdiri disamping Ella teman kelasnya malah ditarik Alfarez agar berdiri didekatnya.
"Heh Alpamidi! Ini barisannya deket banget sama cowok" dumel Riri lumayan keras.
"Biarin aja" sewot Alfarez sambil menyisir rambutnya ke atas menggunakan tangannya.
Riri melihat ke depan Alfarez, terdapat Radit yang menatapnya sambil menaik turunkan alis menggoda, dengan sebal Riri memutar bola matanya malas dan meliat tangannya di depan dada.
Alfarez diam-diam membuka bungkus permen dan langsung memasukannya pada mulut Riri yang mengembung akibat menahan kesal.
Riri membelalakan matanya terkejut, tapi sedetik kemudian tersenyum dan menoleh pada Alfarez. Riri menepuk puncak kepala Alfarez lalu kembali menatap guru yang sedang membagikan kartu tanda pengenal pada murid kelas X.
Alfarez yang nge-blank hanya bisa mengedipkan matanya berkali-kali, dan kemudian senyum-senyum sendiri. Tak lama telapak tangan hinggap diwajahnya, dengan segera Alfarez menghempaskan tangan laknat tersebut.
"Senyum-senyum sendiri aja lo bos, kesambet apaan lo?" ledek Alingga sambil menarik tangannya yang dihempaskan Alfarez.
"Kesambet setan galak tuchhh" balas Vendo dari belakang dengan nada alay khasnya, lalu mendaratkan wajahnya dibahu Alfarez.
"Galak-galak gini cantik tauk" sewot Alfarez menatap sinis teman-temannya, dan tak lupa menepak wajah Vendo yang mampir ke bahunya.
"RIRICHIELA NADITA WIRANDA, SILAHKAN MAJU KE DEPAN!" panggil seorang guru yang biasa di panggil Pak Belo karena matanya yang sangat besar.
Riri dengan perasaan senang maju dengan percaya diri ke depan, tapi ia berbalik badan tiba-tiba. Riri mengeluarkan permen dan menitipkannya pada Radit yang berada di depan Alfarez.
"Gue nitip" bisiknya.
Alfarez yang setengah kesal langsung merebut permen tersebut dan mencekalnya erat-erat.
"Yaelah bos, tibang di pegangin ama Radit geh" oceh Adipati sambil meledek Alfarez yang masih dalam mode ngambeknya.
Di depan Riri menundukan kepalanya agar mudah dikalungkan tanda pengenal tersebut. Lalu ia langsung menuju tempat berdiri awalnya yang berada disamping Alfarez.
"Mana permen gue?" tanya Riri saat berada di depan Radit, Radit dengan malas menunjuk Alfarez dengan dagunya.
Mata Riri langsung menajam saat Alfarez hendak memasukan permen itu ke mulutnya, dengan cepat Riri merebut permen tersebut dan melempar tatapan sinis pada Alfarez.
Setelah pembagian kartu mereka dibubarkan dan kembali ke kelas masing-masing, Riri menyimpan kartunya di dalam tas dan menutupnya rapat-rapat.
Namun yang ia heran mengapa disekelilingnya kosong? Biasanya ada 5 cowok rese yang berisik dikelilingnya.
Dengan wajah tak peduli Riri mengeluarkan ponsel dan memasuki akun instagramnya, hari minggu Bulan mengajaknya ke salah satu tempat wisata, jadi Riri ingin mengepost salah satu foto yang di dapatkannya.
riiiichiii_
KAMU SEDANG MEMBACA
Ririchiela [End] ✅
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Awal cerita menceritakan Riri yang hidup dengan dendamnya selama bertahun-tahun, hingga dipertemukannya oleh takdir dengan sosok yang menjadi pendamping hidupnya. Masa putih abu-abu yang sangat indah ia lewati bersam...