3. Sang Pemilik Yayasan.

154 39 2
                                    

RIRICHIELA
.
.
.
.
⚔Happy Reading-!⚔
.
.
.
.

Kini Bulan dan Vendo saling melempar aura kebencian dari masing-masing matanya, saat masuk kelas Riri tadi, Bulan melihat Vendo yang duduk diatas meja Riri, jadilah ia berniat mengusir.

Tapi yang namanya Vendo ngalah adalah hal mustahil yang ia lakukan, apalagi ke cewek. Tidak sudi!

"Lo tinggal nyingkir doang bisa gak sih!" bentak Bulan semakin kesal.

"Gak! Gak bisa, dan gue gak mau!" balas Vendo yang tetap kekeuh berada diatas meja, ia melipat kedua tangan didada bidangnya dan menatap Bulan angkuh.

Ia saja tak kenal siapa cewek ini, dateng dateng langsung ngusir, mana mau ia menyingkir.

Mereka berdua sudah dikerumuni sejak tadi akibat teriakan Bulan yang menggelegar membuat siapa saja mendengar.

Riri menatap malas kepada keduanya, ia menguncir rambut lalu mengambil permen gagang disakunya. Lalu ia menggulung lengan baju seragamnya bersiap mendorong Vendo, dan...

Bruk!

"ADAW!!!" teriak Vendo sambil mengelusi pantatnya yang terbentur lantai, seisi kelas tertawa keras akibat kelakuan Riri.

"Hahaha, rasain lo!" Bulan tertawa puas melihat Vendo yang tersungkur.

Agar reputasinya yang menjadi cogan dikelas tak hilang, ia langsung bangkit lalu membenarkan kemeja seragamnya. Ia menatap Bulan dengan tatapan jengkel "Tawa tros, sampe puas, trosss!" sindir Vendo sambil melipat tangannya lagi ke depan dada.

Seketika tawa Bulan berhenti dan langsung menarik Riri yang dari tadi menjadi nyamuk diantara mereka berdua, Bulan menarik Riri keluar kelas karena sudah jam istirahat.

Riri menepis tangannya "Mau kemana sih, Lan?" tanya Riri bingung, ia tidak tau arah dan tujuan Bulan menariknya keluar.

"Ish Ri! Kita itu mau liat loker, lo emang gak mau liat?" jawab Bulan berhenti sejenak, mata Riri terbelalak, lalu menatap Bulan dari atas sampai bawah.

"Kenapa lo gak bilang!"

Mereka berlari ke arah kerumunan yang sedang mencari lokernya yang sesuai absen, loker Riri dan Bulan lumayan jauh karena mereka berbeda kelas.

Riri membuka lokernya, sudah ada satu set baju olahraga yang disediakan sekolah dan satu binder juga disediakan oleh sekolah.

Riri mengeluarkan stiker yang ia bawa didalam sakunya, satu lembar stikerpack bergambar tulip merah dengan berbagai bentuk.

Salah satu stiker tulip ia tempelkan disudut pintu lokernya dengan menandakan ini miliknya. Riri sangat amat suka dengan bunga tulip merah, selain bentuk dan warnanya yang cantik, Riri suka dengan arti tulip merah.

Berharap suatu hari nanti ada yang memberinya tulip merah dengan hati yang tulus.

Setelah menempelkan tanda kepemilikan, Riri mengambil binder yang ada didalam loker lalu menempelkan salah satu stiker lagi.

Ia mengedarkan sekitar mencari Bulan, tapi yang ada hanyalah murid-murid yang sibuk dengan urusannya. Riri duduk dikursi didekat sana, sambil menunggu Bulan ia menuliskan nama di bindernya.

Ririchiela Nadita Wiranda
X IPA 3

Riri menuliskan namanya dihalaman depan dengan rapih, tak lama Bulan datang menghampirinya sambil tersenyum riang seperti biasanya.

Ririchiela [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang