22. Kebimbangan

89 9 0
                                    

Setelah pembalasan waktu itu Alfarez diantarkan kembali ke ruang rawatnya dengan para sahabatnya.

Dua bodyguard berjaga di depan pintu sambil membawa senjata api, suruhan Bima. Ia tak mau anaknya diincar lagi oleh wanita yang menghasut Kakak Iparnya itu.

Mereka berlima masuk untuk menjaga Alfarez, namun bukannya menjaga mereka malah asik sendiri, seperti Adipati yang mulai menyamankan posisinya untuk menonton film.

"Adrenalin gue masih membara nih, kaya api tadi" ujar Alingga semangat yang berdiri.

"Bunyi ledakannya itu jujur bikin gue kaget!" Vendo berdrama dengan mengusap tangannya di dada.

Alfarez terkekeh mendengar celotehan temannya "Supir truk itu, namanya siapa?" Alfarez bertanya, lalu mereka semua menoleh kecuali Adipati tentunya.

"Abip, ngakunya mah" ujar Vendo.

Ponsel Alingga berdering keras menandakan ada yang meneleponnya, tertera nama Mamskih disana.

"Hallo mam."

Semua memusatkan perhatiannya pada Alingga, penasaran apa yang diucapkan Sandra a.k.a nyokap Alingga.

"Alingga! Pulang! Kakak kamu nyariin kamu, belom pulang wayah gini?! Farez gimana keadaannya?" suaranya mendadak lembut saat menanyakan kondisi Alfarez.

Bisa dibilang Alfarez itu anak tersayang para emak-emak temannya, karena wajahnya yang paling tampan dan juga kepintarannya.

"Yeuh si mami, giliran si bos aja lembut bet tuh suara" sewot Alingga sambil memanyunkan bibirnya. Alfarez terkekeh geli mendengar perkataan Alingga.

"Mangkanya lo ganteng kek bos, lah ini mah muka lo kaya anoa" celetuk Vendo.

"Enak aja, gini-gini muka gue sebelas-duabelas sama bos" sahut Alingga lagi.

"Sebelas-duabelas darimana toh Ling, mendingan Farez kemana-mana dari pada kamu" Sandra yang mendengar percakapan mereka langsung menyahuti.

"ADAH SAKIT TUCH" Adipati yang tadinya asik menonton film ikut nimbrung.

"Nyelekit gitu ya Tan" kata Alfarez diranjangnya.

"Udah-udah pulang Alingga, Kakak mu ni dari tadi udah bawel aja!!!"

"IYA MAMIII ALINGGA PULANG" Alingga mengeraskan suaranya lalu langsung mematikan sambungan telepon.

"Gue balik ya bro, Radit, bareng gak?" Alingga beramitan dengan Alfarez dengan menyatukan tangan kanan miliknya dan Alfarez membentuk sebuah tonjokan tos.

"Bareng gue" Radit mengemasi barang-barangnya, lalu melakukan hal sama pada Alfarez dan semua temannya.

"Hati-hati diculik tante tante" ujar Vendo asal saat melihat Alingga dan Radit menghilang dibalik pintu.

"Bos" panggil Vendo.

Alfarez menoleh dan menatap Vendo.

"Kenapa Om Bima yakin banget pas di penyusunan rencana kemarin kalo Tante Velly itu yang nyelakain lo?" tanya Vendo.

"Banyak kemungkinan kuat yang mengarahkan dia sebagai pelaku, pertama supir truk itu bilang yang menyuruhnya adalah seorang wanita berglamor, dan kedua Tante Velly manggil bokap gue cuma buat deklarasiin kalo dia akan mengahancurkan Arlad Company."

"Tante Velly, wanita licik yang menghasut Presedir utama Arlad Company? Wajar, dari mukanya udah keliatan banget liciknya" Adipati bergumam kesal.

"Hoammm gue ngantuk, gue tidur duluan ya" Alfarez merebahkan kepalanya lalu memejamkan mata.

Ririchiela [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang