Riri terbangun, jam menunjukan pukul 05.00 pagi. Dia mengerjabkan matanya untuk menetralisir kengantukannya, ia rasa tadi malam seperti mimpi yang panjang.
Namun saat ia menolehkan wajah ke meja belajarnya terdapat lukisan taman bunga indah, yang berarti semalam itu bukan mimpi. Riri tersenyum penuh arti, hanya melihat lukisan itu saja moodnya pagi hari ini sudah menaik drastis.
Ia melihat ke arah jendela yang tidak terkunci, sepertinya tadi malam Alfarez nekat masuk kamar Riri dan menidurkannya dikasur.
Tepat setelah Alfarez menuntun kepala Riri ke bahunya, Riri terserang dengan ras kantuknya membuat dia terhanyut dan lama kelamaan tertidur pulas didepan dada Alfarez.
Dia berjalan ke jendela untuk menguncinya, lalu ia membuka kunci pintu kamarnya agar bisa membangunkan Ayra.
Riri berjalan sambil mengucak matanya, mengetuk pintu kamar Ayra setelah dia berhadapan dengan pintunya.
"Bangun Kak, sekolah gak lo?" tanyanya dengan suara khas bangun tidur.
"Hmm!" deheman dari dalam cukup membuat Riri tahu bahwa Kakaknya sudah bangun, dia kembali ke kamarnya untuk mandi dan solat.
Jam sudah menunjukan setengah 6, Riri keluar kamar dengan menjinjing kedua kaus kakinya tak sempat memakainya.
"Makan buru, setengah 6 nih!" ujar Ayra memburu-buru dan Riri langsung mengambil dua helai roti yang telah diolesi selai oleh Ayra.
Mengunyahnya dengan kecepatan penuh, dan tangannya tak tinggal diam dia memakaikan kaus kaki pada kaki Riri dengan cepat.
"Kunci kunciiii" teriak Riri kesana kemari mencari kunci motornya.
"Deket Tv noh!" tunjuk Ayra lalu menenteng tasnya yang cukup berat.
Akhirnya mereka sudah berada diteras rumah, Ayra membukakan pagar yang tidak berat itu lalu Riri mengeluarkan vespanya dengan cepat.
Sambil menunggu Ayra mengunci pagar Riri merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan karena tak sempat menyisir tadi.
Tak lama Ayra pun menaiki vespa lalu berpegangan pada pinggang Riri "Udah?" tanya Riri memastikan.
"Dah."
"Berangkatttt!"
🦅🦅🦅
Lagi dan lagi baru mau melangkah masuk ke kelas ia sudah dijegat oleh Bianca yang suka mencari masalah padanya akhir-akhir ini.
"Kenapa lagi sih?!" bentak Riri tak suka.
"Sampai ketemu dikantor polisi, adik" dengan muka masam Bianca mengucapkan itu lalu melengos tanpa mengeluarkan bentakan seperti biasanya.
"Dih! Jijik gue punya hubungan sama lo!" teriak Riri sambil menunjuk-nunjuk punggung Bianca yang menjauh.
"Riri, ih apaan sih pagi pagi udah emosi aja. Oh iya gimana kemaren ketemu gak sama Alfarez? Dia khawatir banget pas tau lo gak sekolah" ledek Bulan dengan wajah yang rasanya ingin Riri pukul.
"Pale lu khawatir!" Riri menyandarkan punggungnya disamping pintu masuk dan melipat kedua tangannya.
"Trus dia nanya Kakaknya Riri gak sekolah juga? Trus gue jawab deh seadanya" Bulan melanjutkan aksi meledek sahabatnya ini.
"Diem atau gue cubit pipi lo 2 jam! Udah ah gue mau masuk" Riri mengancam Bulan hingga Bulan cemberut kesal.
Sesampainya dikelas Riri duduk dan sekelas mulai mengerubunginya menanyakan hal-hal yang menurutnya tidak penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ririchiela [End] ✅
Ficção Adolescente[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Awal cerita menceritakan Riri yang hidup dengan dendamnya selama bertahun-tahun, hingga dipertemukannya oleh takdir dengan sosok yang menjadi pendamping hidupnya. Masa putih abu-abu yang sangat indah ia lewati bersam...