Alfarez menjalani penyembuhan selama sebulan, selama itu juga Fedric dan anak buahnya sibuk mencari sisa-sisa bukti yang bisa dilaporkan ke polisi. Dugaan Riri benar, polisi tak bisa percaya begitu saja hanya karena rekaman berdurasi pendek itu.
Namun hari ini, semua bukti kuat sudah terkumpul berkat Fedric.
Alfarez sudah sampai disekolahnya dan berjalan ke kelas dengan santai, sampainya dikelas dia disambut oleh para sahabatnya juga Riri yang tersenyum manis.
"Sini gue rentekin" celetuk Riri yang tiba-tiba memegang tangan kiri Alfarez.
"Heh! Nyari mati lo!" kaget Alfarez sambil menyentil pelan dahi Riri. Riri yang menerima sentilan langsung memajukan bibir bawahnya sebal.
"Welcome back to classroom bosqueee!!!" sambut Adipati dan Vendo dengan nada ceria.
"Duhh udah lama gue gak nonjok orang, gimana lo jadi samsak gue Ling?" Alfarez men-strecing tangannya bagai orang yang hendak olahraga, Alingga yang sedaritadi diam pun kena imbasnya.
"Hettt dah bos, gue gak ngomong aja mo ditonjok apalagi betingkah!" dumel Alingga sendiri.
"Bang Leo lagi dirumah lo ya bos?" tanya Vendo.
"Iya, ama Kak Lea juga, pada ngungsi. Padahal punya rumah. Tau dari mana lo?"
"Dari Bang Lintang, katanya dia mau ketemu ama Bang Leo dimarkas. Pas gue tanya emang Bang Leo dimana dia bilang dirumah lo" jawab Vendo sambil memakan jajanan yang tadi dibelinya.
"Oooo iya gue baru inget Bang Lintang mau ketemuan sama Bang Leo" ucap Alfarez sambil mengambil ponsel disakunya.
Akhirnya guru bahasa indonesia pun masuk untuk mengisi jam pelajaran.
🦅🦅🦅
Hari sudah mulai siang bel istirahat berbunyi, Riri mendapat pesan dari Fedric akan melancarkan rencana hari ini. Walaupun hati Riri ragu, tapi ini demi Bundanya, Ayahnya harus menanggung semua kesalahan yang dia perbuat.
"Gue ke depan dulu, ada urusan" pamit Riri pada Alfarez yang tadinya mau mengajak ke kantin bersama.
Alfarez menangguk walau ragu, dia menatap kepergian Riri menghilang dibalik pintu kelas "Gue mau mantau Riri, lo pada kalo mau ke kantin duluan aja" ucap Alfarez mengekori Riri tanpa sepengetahuannya.
"Bucinnya udah level atas" celetuk Vendo.
"Siapa tau aja tindakan si bos bener, kan gak biasanya Riri tiba-tiba ada urusan" Adipati membalas celetukan Vendo dengan kata-kata bijaknya.
"Udah lah kuy kantin aja, masalah itu si bos pasti bisa nanganin. Gue laper bro!" Alingga yang sudah kelaparan memegangi perutnya.
"Yaudah lah, mungkin masalah keluarga Riri yang dia ceritain" ujar Adipati lagi. Karena Riri memang sempat cerita tentang keluarganya sewaktu dimarkas, saat tiba-tiba Vendo menanyakan alasan Riri dipanggil ke ruang pemilik yayasan, walaupun sebenarnya mereka sudah tau dari Adipati yang pernah mencari informasi tentang Riri.
Mereka berempat berjalan ke kantin beriringan, Radit hanya diam saja tidak berbicara sedikitpun.
Ditempat Riri dia sudah berada didepan tangga menunggu Ayra turun dan segera menjemput Fedric dan beberapa polisi di deoan gerbang utama, guru-guru sebenarnya sudah panik namun belum ada pemberitahuan apa pun dari pusat informasi.
"Kenapa sih bu?" tanya Riri basa basi, pada guru yang turun dari lantai atas dengan terburu-buru.
"Ibu gak bisa kasih tau sekarang, kita harus nunggu pemberitahuan dan pusat informasi dulu. Nanti juga kamu tau" ucap guru itu lalu berjalan tergesa-gesa menuju ruang guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ririchiela [End] ✅
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Awal cerita menceritakan Riri yang hidup dengan dendamnya selama bertahun-tahun, hingga dipertemukannya oleh takdir dengan sosok yang menjadi pendamping hidupnya. Masa putih abu-abu yang sangat indah ia lewati bersam...