Hari ini tepat yang dikatakan Riri, seisi sekolah heboh dengan berita panas.
Siapa lagi kalo bukan ulah Riri malam itu, malam aksi yang sangat nekat dari Riri. Dan malam itu juga malam penobatan lahirnya sang ratu dari The Eagle's.
Sejak masuk kelas banyak bisikan bisikan yang masuk ke indra pendengarannya, memang bukan untuk dirinya, namun ia merasa tersinggung saja karena itu memang ulahnya.
"Cie-cie, ibunda ratu" celetuk Vendo dari belakang dengan seringaian jahilnya.
"Mulut lo mau diem, ato gue jait?" tanya Riri sinis ke arah Vendo. Vendo yang mendengarnya langsung tegang ditempat dan menggelengkan kepalanya sambil menggelengkan kepala.
Riri duduk dengan perasaan kesal dan membanting buku pelajarannya, sampai Alfarez datang pun Riri masih dengan wajah cemberutnya.
"Ini ada berita apaan sih? Rame banget tuh para cewek ngegosip" tanya Alfarez, Riri langsung menegakan kepalanya melihat Alfarez.
"Pemberontakan mantan anak sang pemilik yayasan" jawab Riri dengan wajah serius.
Tak lama jari telunjuk Alfarez mendarat dikening Riri "Ngadi-ngadi lo, tau dari mana lo?" tanya Alfarez dengan wajah songong khasnya.
Riri hanya mengangkat bahu tak berminat membalas, lalu kembali menunduk membaca buku pelajaran IPA.
Alfarez melengos, ia mengeluarkan ponselnya lalu mengetik kan sesuatu pada Adipati untuk mencari beberapa informasi tentang apa yamg dibilang Riri.
Alfarez : Cari informasi dong, tentang pemilik yayasan AS.
Adipati : Siap.
Alfarez membalikan tubuhnya menghadap Riri lagi "Pulang sekolah ke markas ya" titah Alfarez membuat Riri menenggak menatap wajah tampan Alfarez.
"Ngapain?"
"Ada yang mau diomongin" jawab Alfarez tanpa memalingkan wajah.
"Iya deh ketua" ujar Riri penuh penekanan membuat Alfarez terkekeh, manis sekali saat tertawa kecil seperti itu.
"Ngomong-ngomong, kok Alingga sama Adipati gak ada dikursinya?" tanya Riri penasaran melihat kursi kosong disampingnya.
"Masih sibuk kali" jawab Alfarez asal, padahal ia tau betul kegiatan Alingga dan Adipati sekarang.
Apalagi baru saja Adipati ia kasih tugas, pastinya ia sangat sibuk mengutak-atil laptop miliknya.
Tak lama guru bahasa pun masuk untuk mengajari beberapa materi, saat membahas tugas guru itu pun dengan semangat membagi beberapa kelompok untuk tugas.
"Saya kasih waktu 3 minggu untuk latihan dan mempersiapkan diri" Guru Bahasa itu berbicara, dan tak ada yang bisa membantahnya.
"Semua membagi 7 orang sesuai absen ya, itu yang akan menjadi penentu kelompok" perintah Guru Bahasa.
Alfarez berdecak, kesal. Sedikit- menyesal namanya berawalan dari huruf A.
Selesai dengan ocehannya dan diiringi bel istirahat yang berbunyi, Guru Bahasa itu keluar sambil merapihkan bajunya dengan gaya angkuh. Padahal udah tua masih gaya aja!
Radit tiba-tiba berada didepan meja Riri, Alfarez menatapnya dengan tatapan terkejut bercampur kesal.
"Ngapain lo?" bukannya Riri yang menanyakan, melainkan Alfarez yang menatap Radit sambil menopang wajahnya dengan tangan kirinya.
"G-gue satu kelompok sama dia" Radit gugup.
Karena jarang sekali Bos beserta kawannya menatapnya seperti itu, Alfarez akan menatap dengan tatapan itu jika Radit sedang berbuat kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ririchiela [End] ✅
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Awal cerita menceritakan Riri yang hidup dengan dendamnya selama bertahun-tahun, hingga dipertemukannya oleh takdir dengan sosok yang menjadi pendamping hidupnya. Masa putih abu-abu yang sangat indah ia lewati bersam...