31. Ofc

55 7 0
                                    

Disini mereka sekarang, didepan hamparan bunga tulip merah yang luas tak henti hentinya Riri mengaggumi ciptaan Tuhan di depannya.

Suasananya sama seperti waktu seorang anak kecil yang memberi bunga tulip padanya.

"Ri, lo masih inget gak tentang bunga tulip pertama lo?" tanya Alfarez yang berada disampingnya kini.

"Maksud lo?"

Alfarez tersenyum melirikan matanya ke Riri, lalu mengangguk "Iya, anak kecil yang bikin lo jatuh cinta sama tulip merah" ucapnya dengan lembut.

Riri semakin mengerutkan alisnya, apakah Alfarez penguntit sejak dini? Begitu kira-kira pikiran Riri.

"Kok lo bisa tau?" tanyanya tanpa menolehkan wajahnya dari Alfarez yang kini sudah tersenyum sangat manis disampingnya, ah Riri senyum lelaki semanis ini masih bisa diabaikan olehnya.

"Bisa lah" kakinya turun satu ketanah, berlutut sambil memegang 1 buket bunga tulip yang sudah ia pesan tadi, Riri tak melihat ada satu petugas yang mengantarnya beberapa detik yang lalu.

"Kan gue anak kecil itu."

Bentar bentar aku deg degan ngetiknya><

Mata Riri melebar tak menyangka, jadi selama ini cinta pertamanya itu lelaki yang selalu disampingnya satu tahun belakangan ini? Riri tak menyangka, wajahnya sangat berbeda!

Riri menolehkan wajahnya pada Alfarez yang sudah berlutut disampingnya "Will you be mine?" kata kata keramat itu akhirnya bisa ia ucapkan setelah mengalami panas dingin semalaman.

Senyum Riri melebar seketika, rasanya dirinya baru saja mendapatkan sesuatu yang besar yang diberi oleh Tuhannya, Riri mengangguk ribut dan siap mengeluarkan air mata terharunya "Yes!" pekiknya dan disusul tangannya yang ditarik oleh Alfarez yang telah berdiri dari posisinya.

Alfarez menangkup kan tangannya dipipi Riri yang gembul menariknya lembut dan menempelkan bibirnya pada bibir Riri dengan lembut. Tenang... ini hanya kecupan. Tapi ini first kiss nya lho!

Untuk kesekian kalinya mata Riri kembali melebar dan kecupan itu berakhir membuat keduanya bertatapan, senyum manis Alfarez tak pernah luntur dari wajahnya. Riri mengalihkan pandangannya, wajahnya memerah malu.

Tangan Alfarez menarik pinggang Riri untuk mendekat, mendekapnya erat membuat Riri menyamankan posisi kepalanya di dada bidang Alfarez, tangannya terulur membalas pelukan itu.

"Kayak mimpi" gumam Riri dengan senyuman yang tidak luntur.

"Bukan mimpi sayang, mau gue buktiin? Sini gue cipok lagi" enteng Alfarez.

"Heh!"

Gabisa bikin yang romantis hwaaa><

🤍🤍🤍

Setelah melihat rencana anaknya berhasil sempurna, Varent dengan cepat menutup mata Ghea saat adegan kiss itu berlangsung yang berujung Ghea yang mendumal saat ini.

"Mah Ghea tuh udah mau masuk SMK ya! Boleh kali liat gituan, kan sweet banget mereka tuh" cerocosnya pada Varent yang berdiri di depannya.

"Belom gede, masih belom boleh" sahut Lea mutlak membuat Ghea lagi-lagi mendengus.

Kedua insan itu menghampiri mereka yang sedang debat, sampai disana tak ada tangan yang saling bertaut. Seperti tak terjadi apa apa.

"Riri laper gak? Kita ke tempat makan situ dulu yuk" ajak Varent sambil merangkul Riri lembut.

Riri mengangguk saja seraya tersenyum, namun kedua perempuan disamping Alfarez sudah memepetkan tubuhnya disampingnya.

Ririchiela [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang