Pulang dari restoran Riri memberengut kesal, karena dipulangkan langsung oleh Alfarez. Apa lagi dengan enaknya Alfarez memotonya saat sedang tertawa gimana gak kesal!
Setelah sampai kamar Riri membuka seragamnya dan beranjak ke kamar mandi, saat dirinya di dalam kamar mandi Ayra secara tiba-tiba masuk ke kamarnya.
"Ri?" panggil Ayra.
"Kenapa Kak?!" teriak Riri dari dalam kamar mandi agar terdengar karena suara air yang berisik.
"Lagi ngapain lo?" tanya Ayra sekali lagi dan duduk diranjang Riri.
"Mandi lah, masa gue masak di kamar mandi sih" jawab Riri asal.
"Nanti keluar gue mau ngomong" ucap Ayra singkat.
"Tinggal ngomong aja si elahh, lo mah suka serius banget gitu sama gue juga!" omel Riri dari dalam kamar.
"Udah ah cepet!"
Tak lama Ayra keluar menunggu di depan, Riri pun begitu, tak lama Ayra keluar dirinya selesai mandi dan segera memakai baju.
Setelah selesai memakai baju crop dan celana panjang warna lilac-nya, tiba-tiba pesan masuk ke ponselnya. Setelah membaca Riri tersenyum miring dengan isi pesan itu.
Riri keluar untuk menemui Ayra "Keluar aja yuk Kak, sekalian cari makan gue laper" alibi Riri.
Ayra mengerutkan kening, tumben sekali Riri meminta makan diluar biasanya kan minta dimasakan.
"Tumben amat lo."
"Ya kan lagi pengen aja" ucap Riri sambil mengkonde rambutnya dengan asal.
"Yaudah bentar" jawab Ayra dan beranjak ke kamar mengambil jaket jeans miliknya, karena tadi dia hanya memakai kaos putih tipis yang cukup menerawang.
"Udah yuk" ajak Ayra yang sudah siap.
Riri mengangguk dan mengambil kunci motornya, lalu mengeluarkan motor dari teras diikuti Ayra yang mengunci pagar.
Setelah mengunci pagar, Ayra segeran menaiki vespa Riri dan berangkat meninggalkan komplek.
Riri mengarahkan motornya ke tempat yang disuruh oleh Sanos dan Bulan, tadi ia mendapat pesan dari Bulan agar membawa Ayra ke tempat yang telah disiapkan untuk Ayra. Dan Riri hanya mengiyakan saja.
"Jadi gimana? Lo mau damai sama Bianca?" tanya Ayra membuka pembicaraan.
"Mungkin, gue masih ragu. Gue masih belum yakin dengan pilihan gue sendiri" jawab Ruru seadanya.
"Kunci dari segala permasalahan dikepala lo itu cuma ikhlas Ri, sekali lo ikhlasin semua masa lalu, gue yakin hidup kita gak akan sesusah ini" Ayra berucap panjang untuk membujuk adiknya agar mau mencoba memaafkan Syeren.
"Hmm, besok kita ke rumah Ayah."
"Serius?!" tanya Ayra dengan mata berbinar.
"Serius."
"Ri lo yakin jam segini masih ada yang buka restaurant? Udah jam 00 kurang loh ini" ujar Ayra yang masih ngelag kalau besok adalah hari pertambahan umurnya.
"Masih et deh gak percaya banget sih Kak!" ucap Riri sensi.
Ayra diam saja menikmati pemandangan malam yang ia lewati bersama adiknya, setelah beberapa menit berlalu mereka sampai disalah satu tempat yang tak terlalu mewah tapi elegan. Ayra dan Riri melepas helmnya dan menggantungkannya dispion motor.
"Balik aja deh Ri, gila lo ya? Ini tempat kayanya mahal Ri, astagfirullah!" rengek Ayra yang tak mau dibawa ke dalam.
"Kak ih gue abis gajian santai aja, gak mau banget sih gue aja enak" dusta Riri agar Ayra ingin mengikutinya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ririchiela [End] ✅
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Awal cerita menceritakan Riri yang hidup dengan dendamnya selama bertahun-tahun, hingga dipertemukannya oleh takdir dengan sosok yang menjadi pendamping hidupnya. Masa putih abu-abu yang sangat indah ia lewati bersam...