TBW; 02🥀

581 55 59
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• The Best Way © Kelompok 03 •

• Part 02 By: mahaarrr

• Selasa, 19 Januari 2021 •

---

H A P P Y  R E A D I N G


"Mungkin langkah sendirimu hampir selesai, dan Tuhan sudah menyiapkan seseorang di luar sana, untuk mendampingimu melanjutkan langkah." — Bulan Agnesia.

---

Dania masih memilih diam di kamar untuk merenungkan ucapan mamanya tentang 'perjodohan' itu. Memang ada benarnya juga, umur Dania sudah cukup matang untung menyandang gelar seorang istri sekaligus ibu dalam sebuah keluarga. Apalagi ibunya sudah menyinggung ingin menimang seorang cucu.

Tapi kalian tahu sendiri, kan? Dania belum siap. Ralat—belum mau lebih tepatnya.

'Aih! Lama-lama gue bisa gila kalo kayak gini,' batinnya.

Lamunan Dania terusik karena ketukan pintu kamarnya.

"Non Dania. Nona belum makan sejak pagi, ini Mbok bawakan makanan, dimakan ya, Non."

"Makasih, Mbok. Taruh di situ dulu, Dania belum lapar," jawabnya tanpa niat. Wanita paruh baya itu meletakkan nampan makanan di meja dekat pintu, lalu ia beranjak mendekati ranjang Dania.

"Non, Mbok di sini kalau Non Dania butuh tempat cerita. Mbok siap kok, dengerin cerita Non Dania." Mbok Santi—seorang perantau dari desa yang memantapkan hati untuk menetap dan tinggal di rumah keluarga ini sejak Dania masih kecil. Tentu ia sangat hafal dengan sikap Dania.

Seorang gadis dengan sifat dingin, tegas, mudah emosi dan kukuh ketika sudah memutuskan sesuatu, tapi juga sangat friendly pada orang di sekitarnya itu, sudah dianggapnya seperti anak sendiri.

"Dania gak papa kok, Mbok. Dania cuma capek aja."

"Non—"

"Mbok, perjodohan itu masih pantas berlaku, ya?"

"Perjodohan?" Dania mengangguk.

"Kata mama, Dania harus menikah. Dania gak boleh kerja terus. Mama juga bilang, kalo dia pengen cucu, Mbok. Tapi Dania belum siap karena—"

"Karena Den Rega?" Dania kembali mengangguk.

"Mbok ingat, gak? Dania pernah cerita kalau Dania ke lapas, tapi kata petugasnya, dia udah dibebaskan tanpa sepengetahuan Dania. Sekarang Dania belum ketemu dia sama sekali, bahkan Dania gak tau dia ke mana dan di mana. Dania pengen cari dia, Mbok. Dania gak mau penantian Dania jadi sia-sia."

Tangan Santi terulur untuk mengelus pundak nona mudanya itu. "Itu sudah satu tahun lalu, Non. Nona mau cari Den Rega ke mana? Bahkan kabar Den Rega pun tidak jelas."

Dania hanya menggeleng. Pikirannya kalut. Ia bingung, kenapa berbagai hal harus dipikirkannya disaat bersamaan? Hati, keluarga, bahkan karirnya.

"Dania juga gak tau, Mbok." Ia menghela napasnya. "Udahlah, Dania mau mandi dulu," ucapnya sambil berdiri.  Menyambar towel bath dress miliknya dan langsung masuk kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Ia menghidupkan air hangat dan mengisi bathupnya sampai separuh lebih dan mengisinya dengan sabun cair relaksasi. Ia butuh ketenangan sore ini.

03; The Best Way✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang