TBW; 28🥀

287 29 65
                                    

•LavenderWriters Project VI•

•The Best Way ©Kelompok 3•

•Part 28 By : mahaarrr

•Selasa, 16 Februari 2021•

---

H A P P Y  R E A D I N G

"Jangan mudah berjanji jika hanya untuk menenangkan dan akan diingkari."

---

Mereka sampai rumah masing-masing jam dua sore. Urusan mereka beres untuk amanah jemput dan mengantar Natania sampai rumah.

Razzan menyenderkan dirinya di sofa ruang keluarga dan diikuti Dania. "Dania, kamu ke butik hari ini?"

"Nggak deh, Zan. Gue masih capek."

"Em … Dania, saya mau izin. Tadi pas di jalan ada klien yang minta ketemu. Tapi di luar kota."

"Terus?"

"Saya mau izin ke Banten untuk 3 hari, boleh?"

"Berangkat kapan? Sama siapa aja?"

"Berangkatnya besok, sama sekretaris pastinya. Karena berkas-berkas dia yang urus."

"Maksudnya sama Caramel gitu? Berdua doang?" tanya Dania dengan nada yang kurang bersahabat. Razzan mengangguk sebagai jawaban.

"Kenapa? Kamu cemburu?"

"Kagak dih, pede amat lo!"

"Cemburu juga gapapa, kok. Gak usah malu, Dania. Sampe merah gitu pipinya," goda Razzan sambil terkekeh.

"Apaan, sih!" gerutu Dania.

Di tengah obrolan mereka, Mbok Ijah datang membawa sebuah nampan kehadapan mereka. "Diminum dulu Neng, Aden."

"Makasih, Mbok." Setelahnya, Mbok Ijah kembali ke belakang.

"Pak Razzan aman kok, Bu. Tenang aja. Jika Ibu keberatan, saya akan membawa satu karyawan lagi, cowok," ucap Razzan dengan gaya bahasa sok formal. Tentu dengan niatan menggoda Dania.

"Pik Riziin imin kik Bi! Tining iji. Jiki Ibi kibiritin siyi ikin biwi kiryiwin siti ligi, ciwik!" respon Dania menye-menye mengikuti ucapan Razzan. Razzan hanya menggeleng dan terkekeh sampai memegangi perutnya melihat tingkah istrinya itu.

"Jadi gimana? Say—"

"Tunggu. Zan, bisa gak biasain jangan pake saya. Bener kata Rangga, kesannya kayak ngomong sama karyaw—"

"Terus gimana?" sela Razzan menatap Dania cengengesan.

"Ck! Bisa gak biarin gue selesain ngomongnya dulu? Main cerocos aja!" kesal Dania sambil melempar botol minum yang ia pegang.

"Hehe, ampun sayang jangan galak-galak dong, oke deh lanjut."

"Terserah lo sih mau pake apa, tapi jangan pake saya, kesannya gak enak."

"Oke, manggil sayang aja boleh?" usul Razzan yang kini nada bicaranya berubah.

BLUSH.

"Nggak. Gue-lo atau ... aku-kamu aja."

"Aku-kamu deh."

"Lo-gue aja, Zan."

"Aku-kamu, Dania."

"Lo-gue."

"Dania, kalo dibilangin suami itu nurut. Aku-kamu, ya."

03; The Best Way✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang